DEMOKRASI.CO.ID - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menolak hadir ke sidang Mahkamah Kehormatan partai lantaran dianggapnya hanya sia-sia belaka.
Menurutnya pemanggilan terhadap dirinya dinilai terburu-buru karena tidak ada analisa mendalam atas video yang dipersoalkan.
“Ngapain saya datang mending ngurusin ayam-ayam saya yang lagi pada bertelur apalagi lagi covid begini ekonomi susah,” ujarnya seperti dikutip Pojoksatu.id lewat channel Youtube Talk Show TVOne News, Rabu (24/6/2020).
Arief mengatakan Mahkamah Kehormatan terlihat tidak menyelidiki dulu konten video yang beredar terkait ucapannya soal isu kebangkitan PKI dan sindiran terhadap sebutan ‘kadrun’.
“Coba lihat dulu, analisa dulu sebelum pemanggilan itu pakai otak pakai nalar, jangan pakai dengkul, jangan kayak kadrun,” katanya.
Ketua Serikat Pekerja BUMN itu mengungkapkan kapasitasnya dalam video itu berbicara sebagai pimpinan serikat pekerja.
Tidak ada sama sekali, menurutnya, ia mengatakan atas nama Gerindra. Bahkan perbincangan itu dilakukan bukan di kantor partai dan tak ada simbol-simbol atribut Gerindra.
“Saya jelas-jelas mengatakan sebagai pimpinan buruh, tidak ada urusan dengan Gerindra,” tegasnya.
Arief menyatakan isi perbincangan dalam video yang beredar itu untuk mengkonter isu yang selalu menyerang Jokowi dengan isu kebangkitan PKI. Lalu ia mengatakan yang sering mengatakan itu biasanya darang dari kaum “kadrun”.
Sementara Ketua Mahkamah Kehormatan Partai, Habiburokhman, mengatakan seharusnya Arief menyampaikan penjelasannya di dalam sidang yang diagendakan.
Itu semua justru akan semakin menjelaskan duduk permasalahan yang terjadi di publik apa pun penjelasannya.
“Tidak ada kehinaan bagi Arief untuk datang,” ucapnya.