DEMOKRASI.CO.ID - Kesediaan ekonom senior, DR. Rizal Ramli menyanggupi tantangan debat mengenai utang dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan berujung kandas.
Ini lantaran Menko Luhut menolak undangan debat terbuka yang dipromotori Don Adam dari Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM).
Penolakan itu menimbulkan beragam spekulasi di publik. Salah satunya pengamat politik yang juga aktivis, Satyo Purwanto yang menduga Menko Luhut mengalami ketakutan menghadapi Rizal Ramli.
Ketakutan itu membuat Menko Luhut mementahkan tantangan yang dibuat sendiri di saat ada yang menyanggupi.
Ketakutan Luhut yang dimaksud Satyo Purwanto adalah mengenai materi ekonomi Rizal Ramli yang lebih pro rakyat. Materi ini tentu akan membombardir mazhab ekonomi neoliberal yang menurutnya dianut oleh pemerintah dan merugikan rakyat.
"Pastinya takut karena RR (Rizal Ramli) akan memberikan solusi perekonomian dengan metode dan mazhab ideologi ekonomi yang berbeda dengan kelompok neoliberal yang mendominasi tim ekonomi Jokowi," ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (18/6).
Mengenai utang yang jadi tema debat, Satyo Purwanto mengingatkan bahwa publik sudah mengerti mengenai standar ganda dalam pemberian utang dari IMF dan World Bank. Buntutnya, utang tersebut bukan membuat ekonomi menjadi maju, tapi justru membuat rakyat semakin bertambah beban.
"Maka akhirnya utang tersebut bisa dikatakan "utang kotor" karena diikuti dengan prasyarat tertentu, nah hal seperti inilah mungkin yang dikhawatirkan," pungkas Satyo. (Rmol)