DEMOKRASI.CO.ID - Korban pertempuran antara tentara India dan China di perbatasan Ladakh timur, Senin malam, bertambah. Puluhan korban luka-luka dilaporkan meninggal dunia, sehingga korban tewas yang semula dikatakan tiga orang, menjadi 20 orang.
Media India, NDTV melaporkan, dari 20 tentara India yang terbunuh satu di antaranya merupakan kolonel. Sumber mengatakan, tidak ada kontak senjata. Kedua pihak melakukan pertarungan langsung di antara dua pihak tentara.
Bentrok mematikan ini merupakan puncak dari ketegangan dalam beberapa pekan terakhir.
Perwakilan militer senior dari kedua belah pihak telah bertemu untuk meredakan ketegangan. Namun, pertempuran tetap meletus.
"Selama proses de-eskalasi berlangsung di Lembah Galwan, sebuah pertempuran sengit terjadi kemarin malam yang menimbulkan korban," ujar sebuah pernyataan dari pihak India.
"Pejabat militer senior kedua pihak saat ini bertemu di tempat tersebut untuk meredakan situasi," tulis sebuah pernyataan resmi dikutip dari laman NDTV, Selasa (16/6).
Pertempuran antara dua pasukan itu sangat serius. Tekanan meningkat pada kedua negara untuk tidak menggunakan kekuatan nuklir dan jatuh ke dalam konflik yang lebih besar lagi.
Juru bicara kementerian luar negeri China, Zhao Lijian mengatakan India telah melintasi perbatasan dua kali pada hari Senin.
India telah memprovokasi dan menyerang personil militer Tiongkok, yang mengakibatkan konfrontasi fisik yang serius antara pasukan perbatasan di kedua sisi," ujar Zhao, dikuti dari AFP, Selasa (16/6).
Kedua pihak bersikeras tidak ada peluru yang ditembakkan. Kedua pihak bertempur langsung tanpa senjata. Ada laporan bahwa kedua negara bertempur dengan batu dan tongkat. (Rmol)