DEMOKRASI.CO.ID - Sebuah foto yang memperlihatkan peserta aksi George Floyd sedang sholat sempat viral beberapa waktu lalu. Jamaah yang sedang sholat dalam beberapa shaf dijaga peserta aksi lainnya.
Foto ini diupload Imam di Islamic Center of New York, Imam Shamsi Ali, di Twitter dan Instagram. Menurut Imam Shamsi, masyarakat muslim di Amerika sadar bahwa ikut serta dalam demonstrasi ini menjadi tuntutan nurani.
"Tidak ada data pastinya berapa ikut. Tapi pastinya masyarakat Muslim di Amerika sadar bahwa ikut serta dalam demonstrasi ini menjadi tuntutan nurani. Kita membela warga hitam bukan karena warna kulit," kata Imam Shamsi dalam pesan yang diterima detikcom, Senin (8/6/2020).
Imam Shamsi mengatakan, aksi tersebut juga bukan karena melawan kepolisian. Tapi, karena tanggung jawab moral untuk menegakkan kebenaran dan membela mereka yang terzholimi. Menurutnya, yang dilihat dunia sekarang (demonstrasi besar-besaran) adalah penampakan dari kemarahan yang telah lama terpendam.
Foto tersebut juga mengindikasikan paradoks dalam menyikapi Islam di Amerika. Di satu sisi dengan terpilihnya Donald Trump Sebagai Presiden Amerika, Islamophobia semakin meninggi. Tapi juga Islam semakin mendapat tempat di mata warga.
"Makanya simpati semakin besar. Foto itu hanya indikasi saja," kata Imam Shamsi yang juga direktur Jamaica Muslim Center, sebuah masjid dan yayasan di timur New York, Amerika.
Pemicu aksit tersebut adalah terbunuhnya seorang warga Afro American di kota Minneapolis, Minnesota, George Floyd. Pembunuhan dilakukan anggota kepolisian di kota tersebut.
Sementara, penyebab utama aksi tersebut adalah "kemarahan warga minoritas" yang sudah lama terpendam. Imam Shamsi mengistilahkannya sebagai "dosa asal" (original sin) bangsa ini.
Sesungguhnya kemarahan warga minoritas, secara khusus Afro American, telah sangat lama bahkan historis di negara ini. Bagaikan bara dalam sekam, kemarahan itu pada masanya meledak ketika menemukan pemicunya.[dtk]