DEMOKRASI.CO.ID - Keponakan dari seorang pejabat senior Palestina ditembak mati oleh petugas Israel pada hari Selasa di sebuah pos pemeriksaan dekat Abu Dis di Tepi Barat. Pihak keluarga meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertanggung jawab atas kejahatan itu.
Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina, Saeb Erekat, mengatakan bahwa keponakannya, Ahmad Erekat, berusia 27 tahun, telah dibunuh dengan cara yang keji.
Keluarganya mengatakan Ahmad terbunuh saat dalam perjalanan ke salon kecantikan untuk menjemput saudara perempuannya yang sedang mempersiapkan pernikahan.
"Bulan depan adalah pernikahan saudara perempuannya," kata Noura Erekat, sepupu Ahmad dan seorang pengacara hak asasi manusia.
Dalam sebuah tweet, Erekat mengatakan dia menganggap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertanggung jawab atas kematian Ahmad.
Otoritas Israel mengatakan Insiden itu seperti serangan teroris karena Ahmad membawa mobilnya sambil mengebut ke arah petugas.
Erekat menolak klaim polisi, mengatakan tidak mungkin Ahmad berbuat demikian. Keluarga Erekat juga menolak tuduhan itu dan meminta pihak berwenang Israel untuk membuka rekaman CCTV.
"Satu-satunya teroris adalah para pengecut yang menembak untuk membunuh seorang pria muda yang tampan, dan menyalahkannya untuk itu," kata Noura Erakat.
Pada saat bersamaan, di Abu Dis, warga Palestina melemparkan batu ke arah tentara yang merespons dengan menggunakan gas air mata dan amunisi, dikutip dari AFP.
Tidak ada korban dalam peristiwa itu.
"Israel harus dimintai pertanggungjawaban atas pembunuhannya pertama, membenarkan kebijakan kemudian," kata
Pejabat senior PLO Hanan Ashrawi meminta masyarakat internasional untuk mengambil langkah konkret terhadap Israel atas kematian Ahmad.
"Kehidupan Palestina penting," katanya, mengingat polisi bulan lalu membunuh seorang pria autis di Yerusalem.
"Sudah waktunya bagi dunia untuk meminta pertanggungjawaban Israel dan memastikan bahwa keadilan dilakukan oleh para korban Palestina."
Insiden hari Selasa di mana Ahmad tewas, terjadi hampir sebulan setelah seorang pria Palestina terbunuh dalam keadaan serupa di dekat kota Ramallah di Tepi Barat yang diduduki.
Pria itu ditembak mati pada 29 Mei setelah polisi mengatakan dia mencoba mengendarai mobil ke tentara Israel. Insiden itu terjadi di tengah ketegangan yang meningkat ketika Netanyahu berencana untuk terus maju dengan aneksasi hingga 30 persen.
Pemerintah Netanyahu telah berjanji untuk mulai mencaplok wilayah sejak 1 Juli, sebagai bagian dari rencana perdamaian AS yang lebih luas. (Rmol)