DEMOKRASI.CO.ID - Musim kemarau yang mulai melanda sebagian wilayah Indonesia harus mulai diwaspadai. Karena ada sejumlah daerah yang saat ini masuk dalam kategori rawan kekeringan.
Seperti sejumlah wilayah di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rembang mencatat 63 desa yang tersebar di 14 kecamatan rawan kekeringan.
Kepala seksi kedaruratan BPDB Rembang, Pramujo mengatakan, data tersebut berdasarkan hasil pemetaan wilayah rawan kekeringan tahun 2020 ini.
Dari jumlah wilayah yang dianggap rawan kekeringan tersebut, terdapat total sebanyak 18.885 Kepala Keluarga (KK) berpotensi terkena imbas mengalami kesulitan air bersih.
"Kita telah melakukan pemetaan wilayah yang rawan kekeringan untuk. Sebanyak 63 desa tersebar di 14 kecamatan yang mana didalamnya tercatat sekitar 18.885 KK berpotensi mengalami krisis air bersih,” papar Pramujo saat dikonfirmasi Kantor Berita RMOLJateng, Jumat (26/6).
Pramujo menjelaskan, peta kerawanan itu sendiri mengacu pada bencana kekeringan beberapa tahun terakhir. Meskipun, hingga saat ini belum ada satu pun desa yang melapor kekeringan.
"Ini berdasarkan tahun-tahun sebelumnya. Tapi untuk saat ini memang belum ada yang melaporkan kejadian kekeringan ke BPBD,” jelasnya.
Ada pun musim kemarau, menurut Pramujo, sebenarnya telah dimulai sejak bulan Mei kemarin. Hanya saja, beberapa waktu terakhir masih ada curah hujan sehingga kasus kekeringan diyakini belum terjadi di wilayah.
"Bulan Mei sudah mulai musim kemarau. Untuk tahun ini diprediksi kejadiannya sama dengan tahun kemarin. Segala persiapan sudah kita lakukan, berharapnya jelas tahun ini agar minim musibah,” pungkasnya.
Sementara itu, Nardi (47) warga Dukuh Bangker Desa Sendangagung, Kecamatan Kaliori menuturkan, lahan padi wakil Dami seluas sekitar 0,5 ha gagal panen akibat kekurangan air.
Di Desa Sendangagung ini ada sekitar 15 ha tananan padi gagal panen. Karena itu kita sabit untuk pakan sapi,” tuturnya.(rmol)