logo
×

Senin, 08 Juni 2020

Heboh 'Bye-bye Covid-19', Dokter Lalu: Corona tak Mematikan, Ndak Ada yang Meninggal akibat Covid-19

Heboh 'Bye-bye Covid-19', Dokter Lalu: Corona tak Mematikan, Ndak Ada yang Meninggal akibat Covid-19

DEMOKRASI.CO.ID - Pandemi virus corona atau covid-19 hingga kini masih menjadi perhatian dunia.

Di Indonesia sendiri sudah lebih dari 29 ribu kasus terkonfirmasi dan sebanyak lebih dari 9 ribu orang dinyatakan sembuh.

Diketahui sejak awal kemunculan virus corona yang melanda Indonesia membuat masyarakat resah hingga panik.

Tentu saja hal ini tak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari, namun juga berdampak pada imunitas tubuh ketika mengalami stres baik itu karena keadaan yang tidak normal maupun karena hanya berdiam diri di rumah.

Hal ini terbilang wajar karena sebagian besar masyarakat juga menganggap jika Virus Corona memang berbahaya.

Namun, pernyataan dokter ini sebagai ahli medis nampaknya bisa menjadi acuan agar tidak terlampau panik dan cemas menghadapi kondisi dan situasi pandemi saat ini.

Banyak kejanggalan dalam kasus pasien Covid-19 sampai tuduhan bahwa itu merupakan rekayasa bahkan konspirasi.

Dialog Santai TGH. Muammar Arafat dengan Lalu Herman Mahaputra, Direktur RSUD Kota Mataram dilansir melalui kanal YouTube Jalan Tengah baru-baru ini.

Pernyataan dari Dokter Lalu yang menghebohkan yaitu "Bye-bye Covid-19" yang dijelaskan oleh Muammar Arafat di awal pembukaan video.

"Seorang dokter berkata seperti itu di mana saat ini orang sedang menjaga diri, sedang khawatir segala macam, itu maksudnya apa itu dokter?" tanya Muammar Arafat mengawali perbincangan.

"Corona ini sudah generasi, punya keluarga besar sudah berabad-abad.

Sekarang, kemudian muncul makanya namanya Corona-19, saya tidak tahu penamaannya, tapi ini sudah ada sejak dulu.

Jadi dalam perasaan nyaman dan bahagia, itu yang menyebabkan seseorang itu jadi percaya diri.

Punya keyakinan untuk menerima ini dengan lapang dada.

Satu yang harus saya sampaikan adalah ndak ada itu yang meninggal akibat Covid.

Yang meninggal itu adalah memang penyakit-penyakit orang yang punya penyakit penyerta atau bawaan," ujar Dokter Lalu.

Muammar Arafat pun mempertanyakan pernyataan dari Dokter Lalu yang terkesan sudah terlambat dan bahkan corona sudah heboh dari 3 bulan lalu ini sudah sampai tahap memberlakukan new normal.

Ia juga membahas pernyataan yang terlambat tersebut baru disuarakan sekarang padahal sudah banyak masyarakat yang panik.

"Jadi begini, kami ini tidak boleh membuat statement yang bukan berdasarkan data.

Jadi, kami lihat dulu, karena medis itu harus pasti, tidak ada medis tidak pasti.

Kita pelajari dulu bagaimana Covid ini, kemudian kita aplikasinya bagaimana yang terpapar maupun apa yang orang bilang Orang Dalam Pantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dan banyak istilah yang buat kita blunder juga.

Saya ndak suka istilah yang banyak, jelas-jelas terpapar atau tidak," tambahnya.

"Saya lihat awal kita menangani Covid ini pada bulan Maret, mulai bertahap kemudian datang pasien-pasien yang terpapar dan pasien dalam pengawasan.

Kemudian kami analisa, sampai sekarang kok mana yang dikatakan berbahaya itu?

Kalau mau jujur, MERS itu yang leibh berbahaya dan mematikan.

Covid ini nggak, siapa bilang mematikan Covid.

Saya bisa lihat, saya ada data artinya ratusan rumah sakit kota yang melayani itu, baik itu yang PDP maupun ODP atau mungkin yang sudah terpapar.

Nah, artinya saya sebagai seorang dokter, saya akan ajak berbicara secara ilmiah artinya imun antibodi yang menyebabkan kita semua akan sembuh.

Kalau pun terpapar, di hari ke-7 body itu mengeluarkan antibodi, itu Allah sudah mengatur semua itu.

Sehingga pada hari ke-14 di situlah dia akan lepas semuanya karena antibodi yang mengeluarkan Covid-19.

Sehingga, pada hari ke-14 itu ada namanya sel memori dalam tubuh.

Artinya seseorang yang sudah pernah terpapar akan kecil kemungkinan terpapar lagi," jelasn Dokter Lalu.

Muammar Arafat pun kembali mengajukan pertanyaan berkaitan dengan pernyataan Dokter Lalu,

Pernahkah pak Dokter membicarakan ini dengan pak Walikota?

Karena pernyataan pak Dokter ini keluar dan berbeda dengan kebijakan Walikota?

"Bukan berbeda sebenarnya, kami menangani Covid selama 3 bulan hampir tiap malam sama Walikota.

Kita berikan kepada Walikota masukan-masukan, dan memang kami hanya menyarankan.

Semua keputusan ada di pimpinan kami pak Walikota dan Walikota sudah meilhat bagaimana kondisi di lapangan.

Kami tentunya memberikan masukan kontennya medis, dan silahkan kebijakan yang lain kebijakan Walikota," jelasnya.

Ketika disinggung mengenai pernyataan jika Covid bukan penyakit berbahaya begini tanggapan Dokter Lalu.

"Jadi begini, kalau kita bandingkan dengan yang lain, ini tidak mematikan Covid ini, yang mematikan adalah sebelumnya yang MERS itu sangat mematikan.

Cuma Covid ini penyebarannya yang kenceng, sehingga masyarakat merasa takut, cemas, ya karena wasapada, protokol Covid itu wajib kita jalankan.

Kalau pun kena Covid, terpapar udah biarin aja, olahraga, apa saja yang membuat hati senang mengaji atau mungkin barangkali bernyanyi," ujarnya.

Kemudian ketika dibahas mengenai sikap masyarakat saat ini yang tidak berani kemana-mana dan stres sendiri karena berdiam diri ke rumah, begini tanggapan Dokter Lalu.

"Sangat tidak perlu, artinya kita tidak ingin meilhat ini terlalu berkepanjangan, kecemasan yang berkepanjangan.

Yang akan berdampak kepada sosial-ekonomi.

Stay at home iya, tapi jangan terus-terusan, kita juga butuh makan,

Butuh beradaptasi bahwa kita makhluk hidup ini harus survive dan harus mampu beradaptasi itu kuncinya," jelasnya.

Ia juga memberikan pesan jika tidak usah khawatir, silakan hidup seperti biasa dengan tetap memperhatiakn protokol kesehatan seperti menjaga jarak dan pakai masker. (*)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: