logo
×

Selasa, 09 Juni 2020

Habib Rizieq: Anak Keturunan PKI yang Pro Pancasila Wajib Dijadikan Saudara

Habib Rizieq: Anak Keturunan PKI yang Pro Pancasila Wajib Dijadikan Saudara

DEMOKRASI.CO.ID - Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq bin Shihab menyatakan bahwa umat Islam dan bangsa Indonesia tidak boleh memusuhi keturunan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) yang tidak membawa sakit hati kasus 1966 dan memperjuangkan ideologi komunisme di Indonesia.

“Anak keturunan PKI yang sudah membaur bersama Pancasila dengan benar dan tidak mengusung ideologi PKI wajib kita jadikan saudara,” kata Rizieq dalam keterangannya di Makkah, Arab Saudi, Senin (8/6/2020) malam.

Ia meminta kepada seluruh bangsa Indonesia untuk tidak mengaitkan mereka dengan orang tua mereka yang merupakan bagian dari pergerakan PKI. Apalagi dikatakan Rizieq, di dalam konsep syariat Islam tidak ada istilah dosa turunan.

“Jangan kaitkan mereka dengan kesalahan orang tua – orang tua mereka. Karena setiap orang tidak akan menanggung dosa orang lain,” ujarnya.

“Kalau anak PKI tidak menjalankan ideologi dan agenda PKI, maka dia tidak akan mengusung dosa orang tua mereka, dan wajib bagi kita jadikan mereka (sebagai) saudara. Di Islam tidak ada istilah dosa turunan,” imbuhnya.

Selain itu, Rizieq juga menyampaikan bahwa secara pribadi ia tak sepakat dengan upaya penerbitan regulasi berbentuk Undang-undang tentang Haluan Ideologi Pancasila (HIP).

“Haluan Ideologi Pancasila sebanarnya pada hakekatnya termaktub di dalam UUD 1945,” terangnya.

Bagi Rizieq, ketika Pancasila justru dibuat di dalam Undang-Undang, maka sama halnya dengan menurunkan derajat dan harkat martabat Pancasila itu sendiri.

“Tidak boleh HIP diturunkan harkat martabatnya hanya menjadi sekelas UU. Maka RUU HIP ini telah menurunkan derajat, harkat, martabat dan kelas terhadap haluan ideologi pancasila dari semula (sebagai) landasan konstitusi malah jadi sekelas UU,” tegasnya. []
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: