DEMOKRASI.CO.ID - Kelompok mahasiswa tergabung dalam Front Mahasiswa Timur Indonesia (FMTI) mendesak pemerintah untuk membebaskan Ruslan Buton. Mereka juga mendesak untuk melawan paham komunis yang mulai muncul kembali di bumi Indonesia.
Demikian dikatakan Koordinator FMTI Enal Buton dalam konferensi pers yang digelar di sekretariat FMTI jalan Utan Kayu Matraman Jakarta Tmur, Senin (8/6/2020) siang. Ia mengingatkan bahwa Kapten Infantri TNI AD Ruslan Buton adalah salah satu tokoh masyarakat timur yang dihormati. Saat ini Ruslan Buton menjadi tersangka kasus dugaan tindak pidana menyebarkan informasi yang menimbulkan rasa kebencian, menghina penguasa, atau menyebarkan berita bohong yang menimbulkan keonaran.
“FMTI bangkit bersuara atas tertindasnya salah satu tokoh terbaik kami dari indonesia timur. Kapten Infantri TNI AD Ruslan Buton. Dia tidak bersalah. Dari surat terbuka kepada Peresiden RI, menurut kami tidak ada unsur pidana. Dan dia pun tidak mengganggu atau mengancam kedaulatan NKRI,” kata Enal Buton.
Lanjutnya, dibanding Ruslan Buton yang sudah teruji kesetiaannya terhadap NKRI, negara seharusnya lebih khawatir akan ancaman paham komunis. Sejarah Indonesia mencatat bagaimana paham yang diwujudkan menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI) telah memberikan catatan kelam. Dengan kondisi Indoesia seperti sekarang ini, potensi ancaman menjadi semakin kuat
“Mencermati kondisi negara saat ini, pemerintah lemah dan gagal dalam memberantas organisasi terlarang (PKI-red). Keberadaan PKI yang menghantui seluruh masyarakat indonesia dan membuat kegaduhan baik secara individu maupun kelompok,” ungkapnya.
Enal Buton melihat, ancaman kebangkitan komunis ini telah menjadi semakin terlihat jelas. Ia menjelaskan, bagaimana seorang keturunan anggota PKI bisa dengan bangga menyatakan dirinya anak PKI. Ia juga mengaku mengetahui bagaimana kajian-kajian paham komunis semakin getol diselenggarakan.
“Salah satu anggota DPR RI, yang mengaku dan bangga sebagai anak PKI. Kemudian banyak diskusi terkait bangkitnya Komunis. Diskusi ini diagendakan secara rahasia dan tidak di ketahui oleh publik,” tegasnya.
Salah satu inisiator PMTI ini mengingatkan, paham komunis yang ada di Indonesia ini berasal dari negara yang sedang mengusai ekonomi bangsa Indonesia. Ia mengaku, Front Mahasiswa Timur Indonesia sudah melalukan kajian mendalam terhadap cara-cara licik Kumunis yang ingin mengusai NKRI.
“Magingat historis sejarah PKI yang ingin menguasai negara kita. Banyak pahlawan-pahlawan yang dibantai habis-habisan. Baik itu kyai, santri dan jendral-jendral besar pun dibantai,” tuturnya.
Enal Buton menambahkan, PMTI mendesak mendesak pemerintah dan penegak hukum TNI-PolrI untuk menjaga keamanan negara dari ancaman komunis maupun PKI.
“Kami meminta kepada presiden RI agar segera copot Kepala Badan Intelejen Negara (BIN-red). Kami dari Front Mahasiswa Timur Indonesia menuntut segera bebaskan Kapten Infantri TNI AD Ruslan Buton,” kata Enal Buton.
Ia menegaskan, jika tuntutan tersebut tidak dikabulkan, PMTI akan menggelar aksi besar-besaran.
“Jika tuntutan kami tidak diindahkan, maka kami dari Front Mahasiswa Timur Indonesia melakukan AKSI besar besaran,” tutup Enal Buton. [sm]