DEMOKRASI.CO.ID - Akhyar Nasution yang merupakan kader PDI Perjuangan dikabarkan merapat ke Partai Demokrat. Kabar ini muncul seiring beredarnya foto Pelaksana Tugas (Plt) Walikota Medan tersebut saat bertemu pengurus DPP Partai Demokrat di Jakarta di media sosial.
Dalam foto tersebut juga terlihat Plt Ketua DPD Partai Demokrat Sumut, Herri Zulkarnain, dan Ketua DPC Demokrat Medan, Burhanuddin Sitepu.
Saat dikonfirmasi mengenai foto tersebut, Herri Zulkarnain mengaku pihaknya sudah memberikan rekomendasi kepada Akhyar Nasution.
Dalam rekomendasi itu, Herri mengungkapkan pihaknya juga memberikan kebebasan kepada Akhyar mencari partai lain untuk membentuk koalisi dan calon pasangannya.
“Kita berikan surat rekomendasi kepada beliau (Akhyar) untuk maju. Karena Demokrat juga belum cukup, kursi kita 4. Dia harus mencari partai lainnya, misalnya PKS, PAN atau yang lainnya lah, yang menurutnya bisa bersama dengan dia. Termasuk wakilnya, kita serahkan sama beliau,” kata Herri, Selasa (16/6).
“Soal batas waktunya, kita berikan sampai dia dapat, itu kemudahan yang diberikan Demokrat,” sambungnya, dikutip Kantor Berita RMOLSumut.
Herri juga membantah isu yang menyebut jika Akhyar Nasution sudah menjadi kader Partai Demokrat.
“Kita berikan kebebasan kepada Pak Akhyar. Jika ada yang bilang dia sebagai kader (Demokrat), itu tak betul, dia kader PDI Perjuangan,” tegas Herri.
Selain itu, Heri menganatakan jika yang dilakukan Demokrat terhadap Akhyar merupakan hal yang wajar. Sebab, Herri menyebut jika Demokrat ingin di Pilkada Medan tidak ada peristiwa melawan kotak kosong.
“Kalau itu wajar, namanya Pak Akhyar meminta dukungan. Agar nanti ada dinamika politik, jadi di Medan ini tidak ada kotak kosong. Jadi dengan ada kontes, bagus, hasrat politik masyarakat jadi tersalurkan. Siapa pun yang menang, kita harus dukung,” urainya.
Terakhir, Herri mengungkapkan jika alasan partainya mendukung Akhyar dikarenakan elektabilitasnya yang sangat tinggi.
“Elektabilitas Pak Akhyar sangat tinggi juga bersih. Kalau ada isu yang lain itu kan dugaan. Wajar saja sebagai pimpinan dia dipanggil untuk kroscek. Itu harus dilalui,” demikian Herri.