DEMOKRASI.CO.ID - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan seperti tidak ada beban, sesuka hati menaikkan anggaran dana penanganan virus corona baru atau Caovid-19.
Aktivis Petisi 28, Haris Rusly Moti, mengatakan, kenaikan dana penanganan corona bikin mual dan muntah.
Jumat kemarin (19/6), Menteri Keuangan, Sri Mulyani Mulyani memproyeksi dana penanganan penyebaran virus corona dan pemulihan ekonomi nasional (PEN) melonjak hingga Rp 905,1 triliun.
Angka ini naik signifikan dari sebelumnya yang ditetapkan sebesar Rp 677 triliun.
Menurut Haris Rusly Moti, inilah yang menjadi alasan pihaknya menolak Perppu 1/2020 yang sudah menjadi UU, karena punya kekebalan hukum.
Asumsi APBN darurat Corona, naik turun, persis roller coaster. Bikin mual dan muntah. Diumumkan pertama Rp. 405,1 triliun. Dikoreksi jadi Rp. 677,2 triliun. Direvisi lagi jadi Rp 695,2 triliun. Terakhir diamandem jadi Rp. 905,1 triliun," sebutnya.
"Enak bener punya kekebalan hukum," lanjut Haris Rusly Moti di akun Twitter @motizenchannel, Sabtu (20/6). (Rmol)