DEMOKRASI.CO.ID - Seorang pria di Brebes bernama Tarjono (53) yang sempat dilaporkan hilang dan tenggelam selama 16 jam mengaku diajak wanita cantik misterius. Basarnas Cilacap menceritakan proses pencarian Tarjono.
"Awalnya kita mendapatkan informasi dari potensi atau relawan SAR yang ada di Brebes, bahwa ada salah satu warga Larangan yang sehabis menyirami tanaman bawang hanya terlihat peralatan kebun dan pakaian di pinggir irigasi," kata Komandan Lapangan Basarnas Cilacap, Maryadi, saat dihubungi detikcom, Minggu (21/6/2020).
Maryadi menjelaskan Tarjono dilaporkan hilang pada Kamis (11/6) sekitar pukul 12.00 WIB. Namun karena lokasi yang jauh, timnya baru di lokasi kejadian sekitar pukul 17.00 WIB.
"Jaraknya dari Cilacap ke Brebes kan lumayan, mendapatkan informasi itu, relawan yang di Brebes melakukan pencarian dahulu seharian sampai ngecek ke gorong-gorongnya. Itu sampai kurang lebih (berjarak) 3 km dari titik penemuan baju (Tarjono) itu sampai ke bawah itu," ujarnya.
Hingga pukul 18.00 WIB, lanjut dia, tim SAR gabungan tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Tarjono di saluran irigasi tersebut. Hingga akhirnya proses pencarian dihentikan pada pukul 18.00 WIB untuk dilanjutkan keesokan harinya.
"Lalu kita briefing dengan tim, (pencarian Tarjono) dihentikan sementara untuk dilakukan pencarian (lanjutan) besok," jelasnya.
Ketika tim SAR gabungan tengah briefing di balai desa setempat yang berjarak sekitar 500 meter dari lokasi, lanjut Maryadi, tiba-tiba ada seorang warga mengabarkan korban Tarjono muncul ke permukaan air. Mendapati kabar tersebut, pihaknya bersama tim SAR gabungan langsung mendatangi lokasi kejadian.
"Kita ke sana langsung, korban dibawa ke Puskesmas Larangan, saat ditemukan kondisinya masih sadar dan sehat. Awalnya sih kalau saya lihat, (Tarjono) masih terlihat linglung ya, tapi setelah sampai di Puskesmas diinfus dan saya lihat sudah normal. Sambil bercerita bahwa pengakuan si korban itu, mau mandi mau bersih-bersih itu diajak wanita cantik ke suatu tempat," ungkapnya.
Namun demikian, cerita Tarjono tersebut tidak dianggapi serius oleh tim Basarnas Cilacap dan tim SAR gabungan yang berada di Puskesmas. Menurut Maryadi, korban juga tidak cerita hingga mendetail terkait apa yang dialaminya.
"Kita hanya menanggapi 'oh gitu'. Dia hanya cerita sebatas itu tidak mendetail, dan terlalu dalam. Pengakuannya seperti itu ya ibaratnya mengiyani (mengiyakan). Hanya pengakuan, kita tidak bisa ikut menyelidiki lebih jauh. Hanya katanya dia diajak ke sebuah desa, tidak cerita sampai ada sebuah istana, tidak," ucapnya.
Selanjutnya tentang pengakuan Tarjono tentang wanita cantik yang mengajaknya masuk ke dalam sungai...
Diberitakan sebelumnya, Tarjono yang kini sudah sehat mengaku sedang menyirami tanamannya di ladang sebelum akhirnya dilaporkan hilang dan tenggelam.
"Kejadiannya ini saat pulang dari menyiram tanaman cabai. Berangkat pukul 01.00 WIB dan selesai pukul 03.00 WIB," ucap Tarjono saat ditemui wartawan di rumahnya, kemarin.
Pria yang akrab disapa Glampeng ini mengaku bertemu dengan wanita cantik di jalan usai menyiram tanaman. Wanita cantik berpakaian Jawa itu, kata Tarjono, mendekati, menggandeng tangan dan menuntunnya ke sungai.
Tarjono mengaku hanya bisa menurut saat diajak wanita cantik itu ke sungai. Sebelum masuk ke air, Tarjono mengaku sempat minta waktu untuk melepas pakaiannya. Tak lama dia merasa tiba-tiba ada yang mendorongnya masuk ke sungai.
"Pas di tepi sungai, saya bilang, 'sebentar mau melepas pakaian dulu'. Setelah telanjang, tahu-tahu ada yang mendorong pantat dan langsung tercebur (ke sungai)," terangnya.
"Anehnya pas jatuh di air, tahu-tahu saya berada di tengah desa. Semua orang yang saya kenal di desa ini semuanya ada. Jadi tidak merasa asing. Tapi mereka tidak pernah menoleh saat disapa. Kepala mereka merunduk semua," tutur Tarjono.
Selama di desa itu, Tarjono mengaku diajak berkeliling dan dibawa ke istana yang berada di sebuah gunung. Dia mengaku berada di desa tersebut selama tiga hari.
Hingga akhirnya Tarjono mengaku berjalan ke suatu tempat yang mirip penjara. Dia melihat banyak temannya yang dimasukkan ke penjara itu. Wanita cantik itu pun memintanya masuk ke penjara tersebut.
"Ada semacam suara 'aja' (jangan). Terus saya pun menolak masuk ke penjara itu. Tidak mau saya," kenangnya.
Saat dia menolak dimasukkan ke penjara itu lah, dia merasa ada yang menendangnya hingga terjatuh. Keanehan pun kembali terjadi. Setelah ditendang hingga jatuh, Tarjono tiba-tiba muncul di permukaan air.
"Kaget pas ditendang itu, tiba-tiba saya berada di air. Ada banyak orang di pinggir saluran. Ternyata mereka sedang mencari saya, karena telanjang saya minta tolong diambilkan handuk," ceritanya.
Diwawancara terpisah, salah seorang warga yang ikut mencari Tarjono, Ahmad Mukmin, bercerita Tarjono muncul di permukaan air pada saat magrib. Pria yang juga anggota Koramil Larangan berpangkat Sertu itu mengatakan Tarjono ditemukan mengambang di saluran irigasi besar di desa mereka.
"Korban ditemukan 16 jam. Dia tenggelam Kamis (11/6) sekitar jam 03.00 WIB pagi. Ditemukan petang (sekitar) jam 18.00 WIB," kata Ahmad Mukmin. []