Oleh: Adipati Karnawijaya
LAUT Tiongkok Selatan merupakan perairan yang strategis dan memiliki berbagai potensi yang signifikan.Kawasan ini merupakan jalur perdagangan internasional dan kepulauan yang strategis untuk mengembangkan kekuatan militer, eksplorasi potensi ekonomi, sertatelah menghubungkan Negara-negara Asia Timur dan Asia Tenggara.
Dari pontensi yang signifikan tersebut, telah menjadikan kawasan Laut Tiongkok Selatan menarik perhatian berbagai Negara. Kemudian kawasan tersebut telah menyebabkan konflik kepentingan dan tumpang tindih klaim atas kepemilikan pulau.
Salah satu tumpang tindih klaim atas kepemilikan pulau antara Tiongkok dengan Indonesia adalah perairan Natuna. Perairan Natuna yang terletak di ujung utara wilayah Indonesia jika diperhatikan memiliki persinggungan sebagian dengan klaim dari Peta Tiongkok yang mencantumkan u-shaped line. Secara strategis perairan Natuna merupakan wilayah yang ramai dari aktivitas perdagangan internasional.
Mencermati fenomena di tengah pandemi Covid-19, Tiongkok kembali mengirimkan kapalnya di lokasi eksplorasi migas West Capella yang dilakukan Petronas. Lokasi tersebut masuk 200 mil laut zona ekonomi eksklusif Malaysia dari Sarawak, namun juga diklaim Tiongkok masuk dalam klaim meluas mereka di Laut Tiongkok Selatan. Sedangkan negara-negara di Asia Tenggara sedang melakukakan upaya untuk mengatasi Pandemi Covid-19.
Dasar dari analisis ini adalah UNCLOS 1982 dan UU RI Nomor 17 Tahun 2011, tentang Intelijen Negara serta didukung referensi dari Understanding Tiongkok’s behaviour in the South Tiongkok Sea, Klaus Heinrich Raditio dan Kajian Potensi Mineral Ikutan Pada Pertambangan Timah Pusat Data Dan Teknologi Informasi Energi Dan Sumber Daya Mineral Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral Tahun 2017.
Menurut data dari U.S Energy Information Administration (EIA), diperkirakan perairan Laut Tiongkok Selatan memiliki cadangan minyak bumi sekitar 11 milyar barel dan gas alam hingga 190 trilyun kaki kubik (Tfc) juga cadangan hidrokarbon. Kemudian pada dua pulau utama yang menjadi sengketa yakni Kepualaun Paracel dan Spratly diperkirakan mengandung cadangan mineral sebesar 2,5 milyar barel dan 25,5 trilyun kaki kubik gas alam yang masih belum digarap.
Kepentingan Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan
Sumber Daya Alam
Tiongkok menggunakan batubara sebagai penghasil energi utama yaitu sekitar 70 % dari total kebutuhan energi. Selain batubara, minyak merupakan hal yang juga penting sebagai kebutuhan dasar Tiongkok. Sehingga diperkirakan pada tahun 2030 Tiongkok akan menjadi konsumen terbesar minyak dan gas.
LTS mempunyai potensi sumber daya ikan kurang lebih 12 persen dari tangkapan ikan di dunia. Sedangkan kebutuhan konsumsi ikan Tiongkok meningkat 6 % dari 1990 s.d 2010 dan populasi masyarakat Tiongkok mengkonsumsi 34 % pasokan makanan ikan.
Keamanan
Tiongkok dihadapkan dua tantangan kemanan wilayah yaitu kemanan di wilayah pesisir timur dan kemanan jalur perdagangan. Tiongkok mempunyai sejarah yang kelam dimana Tiongkok dijajah beberapa kali dari arah laut oleh jepang maupun oleh negara Eropa. Ketika Tiongkok saat ini menjadi raksasa ekonomi dunia maka Tiongkok menuntut akses tanpa gangguan ke sumber daya untuk bahan bakar mesin ekonominya. Sehingga Tiongkok mengembangkan kekuatan Angkatan Lautnya.
Hal ini dimulai ketika Tiongkok pertama kali bergabung dalam operasi anti-pembajakan global di lepas pantai Somalia di Teluk Aden pada 2008. Dimana saat itu kekuatan Angkatan Laut Tiongkok sangat lemah. Hal ini ditandai dengan permohonan bantuan Tiongkok kepada Malaysia untuk membebaskan pembajakan kapal Chinese ship Zhenhua-4 di Teluk Aden pada December 2008.
Geopolitik
Berdasarkan sejarah Tiongkok tidak mempunyai kepentingan di LTS. Namun saat ini klaim Tiongkok terhadap LTS sangat relevan dengan pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Hal ini sangat strategis mengingat LTS memberikan akses tercepat menuju Samudera Hindia dan Pasifik barat.
Dalam mengembangkan kekuatan lautnya Tiongkok menggunakan Doktrin Mahan, yaitu ”to possess sea power, a country must secure each of “three pillars”: global trade, naval and commercial fleets, and distributed naval bases along the sea routes to meet warships’ need for fuel”.
Sehingga hal tersebut mendorong Tiongkok untuk mengembangkan angkatan lautnya ke selatan, bukan ke timur. Sesuai dengan teori Mahan tentang kontrol laut, Liu Huaqing (seorang jenderal Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok.
Dia menjabat sebagai Komandan ketiga Angkatan Laut PLA dari tahun 1982 hingga 1988, dan dianggap telah memberikan kontribusi besar bagi modernisasi Angkatan Laut Tiongkok) memproyeksikan bahwa angkatan laut Tiongkok harus mampu mengendalikan laut dekat, dalam dua rantai pulau.
Rantai pulau pertama membentang dari Jepang ke Kepulauan Liuqi, dan yang kedua menghubungkan ke Taiwan dan Filipina. Dari beberapa kejadian dalam beberapa dekade terakhir, terdapat indikasi bahwa Tiongkok menerapkan doktrin Mahan dalam mengembangkan kekuatan lautnya.
Sehingga kondisi saat ini Tiongkok sedang membangun jalur pertama dalam mengembangkan kekuatan lautnya, yang sering kita kenal dengan 9-dash line.
Namun diprediksi Tiongkok akan membangun jalur kedua kekuatan lautnya jika kekuatan perekonomiannya terus berkembang dan setelah jalur pertama (9-dash line) berhasil dibangun.
Politik
Taiwan sangat penting bagi Tiongkok dalam banyak aspek. Posisi Taiwan sangat bernilai strategis bagi Tiongkok. Oleh sebab itu Tiongkok tidak akan menoleransi adanya Gerakan Taiwan merdeka dari Tiongkok. Sebab Taiwan adalah akses utama untuk membentuk kekuatan laut Tiongkok yaitu untuk membentuk rantai pulau. Dimana rantai pulau pertama yang akan dibentuk Tiongkok yaitu menghubungkan Yellow Sea, the East Tiongkok Sea dan LTS.
Kepentingan Amerika Serikat di Laut Tiongkok Selatan
Menumbuhkan trust pada mitra
Vietnam mengajukan klaim atas Spratly dan Parasel. Pengklaiman ini dilator belakangi perolehan sumber daya dan aspekk eamanan. Tahun 1979, Vietnam diinvasi dengan Tiongkok dan berhasil mengirim mundur militer Tiongkok.
Meski berhasil, namun invasi tersebut menyebabkan ribuan sipil Vietnam tewas. Dan Tiongkok telah memiliki tujuh base militer di Spratly, yang juga merupakan wilayah klaim Vietnam. Oleh karena ini, tidak menutup kemungkinan Tiongkok akan menginvasi Vietnam kembali sebagai bentuk penguasaannya di Vietnam.
Filipina mengajukan klaim atas Spratly dan Scarborough sebagai kedaulatannya. Pengklaiman ini dilator belakangi aspek kedaulatan dan perolehan sumber daya.
Malaysia mengajukan klaimatas Spratly. Pengklaiman ini dilatarbelakangi oleh motif ekonomi. Keberadaan Malaysia dalam sengketa LTS sudah berlangsung sejak1983. Malaysia menargetkan lima outposts-nya menjadi destinasi wisata. Perairan Layang-Layang merupakan satu lokasi yang telah Malaysia jadikan destinasi wisata.
Brunei merupakan negara yang tidak memposisikan militernya di LTS. Dibanding, luas ZEE Brunei merupakan paling kecil. Meski hanya mengajukan sengketa dengan luas yang kecil, namun motif memeroleh sumberdaya merupakan tujuan utama Brunei. Dalam 10 tahun terakhir, produksi minyak di Brunei cenderung menurun setiap tahun.
Ekonomi
Secara geografis Laut Tiongkok Selatan memegang peran penting dalam penghubung antara negara Asia dan Eropa, dan secara ekonomi Laut Tiongkok Selatan mengandung banyak sekali kekayaan alam yang belum dihitung secara pasti nilai yang ada didalamnya, hal inilah yang membuat negara-negara yang terlibat konflik berusaha melindung klaim mereka.
Untuk negara seperti Amerika Serikat, yang mana merupakan negara diluar kawasan konflik Laut Tiongkok Selatan merasa memilki andil untuk penyelesaian konflik ini. Keterlibatan Amerika Serikat dalam konflik ini tidak terlepas dari kepentingan yang ingin dicapai. Amerika Serikat menginginkan Laut Tiongkok Selatan untuk tetap sebagai perairan internasional.
Amerika Serikat telah ikut terlibat baik secara politik maupun secara militer dalam konflik ini. Dalam menghadapi Tiongkok, Amerika Serikat melakukan kerja sama atau memberikan bantuan kepada negara-negara yang terlibat langsung dalam konflik tersebut. Seperti kerja sama yang dilakukan dengan filipina dan Vietnam.
Strategi ini digunakan Amerika Serikat dikarenakan letak geografisnya yang berada jauh dari kawasan Laut Tiongkok Selatan.
Alasan lain Amerika Serikat menggunakan strategi ini untuk tidak terlibat langsung karena dapat menimalkan resiko yang akan diterima Amerika Serikat bila suatu saat terjadi perang terbuka Strategi yang dilakukan Amerika Serikat melalui negara-negara sekutunya adalah untuk menunjukan bahwa Amerika Serikat terus beraktifitas, memantau perkembangan tindakan Tiongkok dalam konflik itu, serta menjaga eksistensinya sebagai negara hegemon di kawasan Asia Pasifik.
Amerika Serikat juga memiliki kebijakan Freedom of Navigation yaitu kebijakan untuk kebebasan bernavigasi di kawasan perairan tersebut. Yang menurut mantan presiden Barrack Obama bahwa Amerika Serikat bebas untuk terbang, berlayar, maupun beroperasi selama hukum laut internasional memungkinkan.
Kebijakan tersebut juga merupakan salah satu kepentingan Amerika Serikat dalam konflik ini, yaitu untuk mempertahankan kebebasan bernavigasi di perairan tersebut. Amerika Serikat memiliki kepentingan untuk mempertahankan akses tanpa hambatan ke perairan ini, misalnya di jalur perdagangan internasional.
Amerika Serikat sebagai salah satu negara yang memiliki ekspor dan impor terbesar di dunia sangat membutuhkan akses tersebut dikarenakan perairan ini merupakan penghubung jalur perdagangan. Selain dari kepentingan itu, Amerika Serikat juga ingin mempertahankan pengaruhnya di kawasan Asia Pasifik dan statusnya sebagai negara adidaya. Amerika Serikat ingin menunjukan kepada Tiongkok bahwa mereka masih memiliki kekuatan hegemon di Asia Pasifik dan ingin menunjukan eksistensinya dalam penyelesaian konflik di Laut Tiongkok Selatan.
Kesimpulan
Dari analisa ditas maka kepentingan terbesar di LTS diperbutkan antara Tiongkok dengan Amerika Serikat. Tiongkok akan terus berusaha mengklaim kedaulatan atas perairan Kepulauan Spratly beserta pulau-pulaunya serta nine dash line melalui diplomasi Internasional untuk mengamankan kepentingannya.
Walapun pengajuan dokumen oleh Tiongkok untuk mengklaim LTS mempunyai bukti yang kurang kuat, akan tetapi Tiongkok sedang membangung persepsi Internasional dengan menghembuskan Isu bahwa di jaman kerajaan Tiongkok menguasai daerah tersebut.
Amerika Serikat akan terus melakukan segala upaya untuk mengamankan segala kepentingannya di LTS. Amerika Serikat akan terus mendorong negara-negara sekutunya di wilayah Asia Tenggara untuk melawan upaya Tiongkok untuk menguasai LTS.
Tindakan dan Saran yang Harus Dilakukan
Melakukan operasi Intelijen Luar Negeri terkait menganggu stabilitas keamanan Tiongkok khususnya di wilayah timur Tiongkok. Kondisi keamanan dalam negeri Tiongkok, diindikasikan bahwa ada upaya untuk kudeta terhadap Presiden Tiongkok dari pihak beberapa pimpinan militer serta perseteruan internal Partai Komunis Tiongkok yang cukup tajam.
Mendorong pemerintah untuk memperkuat kemampuan pertahanan Negara di aspek pertahanan Nir-Militer.
Mendorong pemerintah untuk mengoptimalkan fungsi salah satu BUMN Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) untuk mengekploitasi sumber daya ikan di wilayah Laut Natuna. Hal ini mengingat SDM nelayan Indonesia belum cukup memadai dalam hal pemanfaatan teknologi serta keterbatasan sarana prasarana.
Mendorong pemerintah agar Indonesia bergabung dengan TPP (Trans Pacific Patnership). TPP merupakan perjanjian dagang antara Australia, Brunei, Chili, Kanada, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, Amerika Serikat, dan Vietnam.
Tujuannya adalah mendorong liberalisasi negara-negara di kawasan Asia-Pasifik. Diharapkan Indonesia dapat bekerja sama dengan anggota TPP untuk menekan hegomoni ekonomi Tiongkok di dunia. Dimana secara history Tiongkok memiliki riwayat persaingan yang ketat dengan Amerika, Australia serta Vietnam.
Mendorong pemerintah untuk mengekploitasi rare earth element (REE). Kondisi saat ini pemasok REE didominasi oleh Tiongkok. Tiongkok menghasilkan 120.000 metrik ton atau 70% dari total rare earths pada tahun 2018, menurut Survei Geologi Amerika Serikat. Sedangkan kebutuhan REE internasional semakin naik dari tahun ke tahun. Maka perdagangan REE saat ini di monopoli oleh Tiongkok.
Dari segi harga, REE memiliki harga jauh lebih baik daripada emas, sehingga eksploitasi REE memiliki potensi yang sangat bagus untuk meningkatkan penghasilan negara di bidang ESDM. Sehingga dapat mempengaruhi laju positif pertumbuhan ekonomi nasional. Serta dengan mengekspor REE, maka akan berdampak terhadap monopoli REE yang selama ini di lakukan oleh Tiongkok.
Memperkuat kemampuan pertahanan Negara di aspek pertahanan Militer.
Melaksanakan pembangunan infrastruktur berupa pembangunan pos terluar (reklamasi) di perairan Natuna serta dimanfaatkan sebagai salah satu icon wisata internasional. Pembangunan pos terluar sudah dilakukan oleh Vietnam, Malaysia, Brunei Darusalam serta Filiphina, dimana negara tersebut mempunyai kepentingan di LTS.
Mendorong pemerintah untuk membangun kekuatan alat pertahanan negara di wilayah selat Malaka dan Papau bagian utara.
(Penulis adalah analis luar negeri Badan Intelijen Negara (BIN)