DEMOKRASI.CO.ID - Ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan China semakin menjadi. Setelah resmi membuat aliansi bersama sejumlah sekutunya di Eropa dan Asia, AS juga meminta dukungan negara Zionis Israel.
Pada awal Juni 2020 lalu, AS bersama sejumlah negara Eropa dan Asia membentuk aliansi anti-China, yang bernama Aliansi Antar-Parlemen. Selain AS, sejumlah negara semisal Inggris, Jerman, Swedia, Norwegia, Kanada, Jepang, dan seluruh Uni Eropa, masuk dalam aliansi itu.
"(Tujuannya adalah) untuk membangun tanggapan yang tepat dan terkoordinasi," bunyi pernyataan Aliansi Antar-Parlemen untuk China, dikutip dari Sputnik News.
"Membantu menyusun tanggapan proaktif dan strategis, tentang masalah yang berkaitan dengan Republik Rakyat China (RRC)," lanjut pernyataan Aliansi Antar-Parlemen.
Setelah membentuk Aliansi Antar-Parlemen, AS secara resmi meminta dukungan Israel dalam perlawanan terhadap China. Adalah Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, yang menyebut bahwa Partai Komunis China adalah tantangan besar yang bisa mengancam AS dan juga Israel.
"Berdiri di hadapan Partai Komunis China adalah sebuah tantangan yang semakin besar untuk Amerika Serikat, untuk Israel, dan semua manusia bebas," ujar Pompeo dalam pidatonya di Forum Global Komite Yahudi Amerika, dikutip Israel Nation News.
Di sisi lain, sebuah fakta terungkap bahwa AS ternyata tak senang dengan sikap Israel yang memperluas hubungan dengan China. AS khawatir, China bakal mengerahkan intelijennya untuk mendapatkan informasi tentang kekuatan militer AS dan Israel. []