DEMOKRASI.CO.ID - Lagi, aksi heroik prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) di luar negeri kembali menjadi sorotan dunia. Aksi ini bermula saat Satuan Tugas (Satgas) TNI Kontingen Garuda (Konga) melaksanakan patroli jarak jauh atau long range patrol (LRP) serta melakukan penggalangan Tim Civil Military Coordination (Cimic) di Desa Milunda Ilunga Propinsi Tanganyika, Republik Demokratik Kongo.
Operasi gerak cepat ini mampu menarik simpati masyarakat dan membuahkan hasil yang cukup gemilang. Hal ini ditandai dengan menyerahnya 112 orang milisi Perci Aigle pimpinan Daniel Kikudji Leani di Desa Milunda Ilunga, Provinsi Tanganyika.
Para milisi tersebut juga menyerahkan 2 pucuk senjata jenis AK-47, 2 buah magazen, 17 busur panah, 24 anak panah, 3 buah kapak dan berbagai senjata tajam lainnya.
Hal tersebut disampaikan Komandan Satgas (Dansatgas) Rapid Deployable Battalion (RDB) Mission de lOrganisation des Nations Unies pour La Stabilisation en République Démocratique du Congo (MONUSCO) Kolonel (Inf) Daniel Lumbanraja.
“Menyerahnya 112 orang Ex-Combatan dari milisi Perci Aigle yang dipimpin oleh Mr. Daniel Kikudji Leani, dilatarbelakangi oleh seringnya intensitas patroli dan kegiatan Civil and Military Coordination (Cimic)," ujar Daniel dikutip dari laman situs resmi TNI,Minggu (21/6/2020).
"Berbagai kegiatan Cimic yang digelar diantaranya berupa pelayanan kesehatan gratis, psikologi lapangan, perpustakaan mini dan sosialisasi penanganan pencegahan Covid-19 kepada masyarakat Kongo,”sambungnya.
Dikatakan Daniel, pasukan TNI melaksanakan pendekatan dan komunikasi secara intensif kepada milisi PERCI Aigle, kepala kampung dan masyarakat yang juga dihadiri oleh Perwakilan FARDC Buzito serta staf Disarmament Demobilization Repatriation Reintegration and Resettelement (DDR/RR).
Pendekatan tersebut menghasilkan kesepakatan bersama antara eks milisi untuk meyerahkan diri. “Selanjutnya 2 pucuk senjata jenis AK-47, 2 magazen, 17 busur, 24 anak panah, 3 kapak dan berbagai senjata tajam lainnya diserahkan ke staf Disarmament Demobilization Repatriation Reintegration and Resettelement (DDR/RR) untuk diproses sesuai dengan ketentuan UN,”pungkasnya.
Sebelumnya, sejumlah personel Kontingen Garuda XXIII-M untuk United Nations Interim Forces in Lebanon (UNIFIL) menjadi perbincangan karena mendesak Main Battle Tank (MBT) Merkava atau tank tempur utama Israel untuk mundur dari perbatasan.
Aksi tersebut menjadi viral dan video penghadangan tank militer Zionis yang diunggah dalam akun Instagram militer Lebanon; @lebanese.army_ mendapat apresiasi dari netizen. Dalam video tersebut, terlihat jelas seragam dan atribut warna merah putih yang melekat di lengan mereka. []