DEMOKRASI.CO.ID - Pandemik virus corona baru (Covid-19) telah mewabah seluruh di dunia, tidak terkecuali Indonesia. Namun sejak awal pandemik, Indonesia meresponsnya dengan kebingungan dan kurang terkoordinasi.
Demikian yang disampaikan, ahli epidemiologi dan biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI, Pandu Riono melalui akun twitter miliknya.
"Sejak awal pandemik Indonesia respons dengan bingung, tak terkoordinasi: Bangun RS galang, borong obat, borong tes cepat dan lain-lain," ujarnya, Kamis (18/6).
Pandu mengingatkan bahwa setiap pengadaan obat, tes, dan alat kesehatan yang dilakukan, sangat berpotensi menimbulkan korupsi yakni dalam penggunaan wewenang serta dana publik dalam fase kedaruratan dan bencana.
Pada cuitan lainnya, Pandu juga menyoroti pembelian obat malaria yang diborong yaitu Hydroxychloroquine, yang dianggap bermanfaat untuk terapi Covid-19.
Namun dirinya kecewa lantaran pembelian tersebut bukan berdasarkan sains, melainkan atas dukungan politik.
"Masihkah kita berpihak pada kesehatan publik?" pungkas Pandu. (Rmol)