DEMOKRASI.CO.ID - Asas demokrasi yang melekat dan sudah menjadi identitas bangsa Indonesia belakangan menjadi bahan diskusi sejumlah pihak lantaran seakan mulai pudar.
Tak sedikit tokoh melakukan kritikan kepada pemerintah namun berujung pada meja hukum. Sebut saja mantan Sekretaris BUMN, Said Didu yang diperkarakan Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan dengan dugaan pencemaran nama baik.
Hingga yang terbaru, Panglima Serdadu Eks Trimatra Nusantara, Ruslan Butn juga dijemput polisi lantaran menyampaikan surat terbuka mendesak Presiden Joko Widodo mundur dari jabatannya sebagai RI 1.
Bahkan mantan Jurubicara Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Adhie Massardi mengibaratkan kondisi bangsa saat ini dengan kematian pria kulit hitam asal AS, George Floyd yang tewas ditindih aparat kepolisian Minneapolis.
"Indonesia sesak napas. Nasib bangsa ini seperti George Floyd yang tangan diborgol dan leher ditekan lutut kekuasaan," kata Adhie Massardi di akun Twitter pribadinya, Jumat (5/6).
Beragam fenomena mengenai pembatasan kebebasan berpendapat ia paparkan. Mulai dari maraknya influencer atau buzzer bayaran yang makin marak hingga adanya teror kepada kampus yang menggelar sebuah diskusi beberapa waktu lalu di Yogyakarta.
Namun sayang, pihak aparat keamanan justru tak bereaksi dalam upaya pengekangan kebebasan berpendapat tersebut.
"Para buzzerRp mempabrikasi kebohongan, kampus diteror, berpendapat di-bully, Kitab Suci dinista, ulama dihina, ormas keagamaan dilecehkan. Polisi tak bereaksi," tandasnya. (*)