DEMOKRASI.CO.ID - Dalang dari serangan siber yang terjadi beberapa waktu lalu di Pelabuhan Shahid Rajaee, kota pesisir Bandar Abbas, Iran mulai terkuak. Laporan Washington Post mengungkapkan, Israel diduga menjadi aktor di belakang insiden tersebut.
Dalam laporan yang dirilis Washington Post pada Senin (18/5), terdapat pernyataan dari pejabat Amerika Serikat dan pemerintahan asing yang tidak disebutkan namanya. Mereka mengungkapkan, serangan siber yang terjadi pada Sabtu (9/5) terhadap sistem komputer Iran merupakan serangan balasan dari Israel.
Sebelumnya, pada 24 April, operator sistem distribusi air pedesaan Israel mengungkapkan telah terjadi serangan siber. Para pejabat intelijen menuding serangan tersebut dilakukan oleh Iran walaupun telah dibantah berulang kali.
Mengutip Sputnik, seorang pejabat asing mengatakan kepada Washington Post bahwa serangan siber yang dilakukan terhadap sistem pelabuhan Iran sangat akurat dan kerusakannya lebih parah dari yang diumumkan Teheran.
Sementara itu, seorang pejebat AS yang memiliki akses ke file rahasia mencurigai Israel menjadi dalang serangan tersebut.
Pada Minggu (10/5), Direktur Pelaksana Organisasi Pelabuhan dan Maritim Iran, Mohammad Rastad, membenarkan dalam pernyataan yang disiarkan televisi bahwa Pelabuhan Shahid Rajaee telah diretas yang menghentikan semua lalu lintas pengiriman selama beberapa hari.
Kendati begitu, Rastad mengatakan, serangan tersebut tidak menembus komputer organisasi dan hanya mampu menyusup dan merusak sejumlah sistem operasi swasta.
Akibat serangan itu, terjadi kemacetan sepanjang satu mil di jalan-jalan utama menuju Pelabuhan Shahid Rajaee. Itu dapat dilihat dari foto satelit yang diambil pasa saat kejadian.
Sementara pada Selasa (12/5), sebuah foto menunjukkan puluhan kapal kontainer yang sudah dimuat menunggu di lepas pantai. (Rmol)