DEMOKRASI.CO.ID - Perekonomian China mulai pulih pasca pandemi virus corona. Hal ini pun berdampak ekspor dan impor Indonesia pada Negeri Tirai Bambu tersebut.
Selama April 2020, ekspor Indonesia ke China mencatatkan kenaikan tertinggi dari negara lainnya, naik USD 227,6 juta dibandingkan Maret 2020.
Begitu juga dengan impor asal China, yang merupakan tertinggi di Indonesia. Nilai impornya naik USD 762,3 juta dibandingkan bulan sebelumnya.
"Ini menunjukkan recovery di Tiongkok sudah bagus," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam video conference, Jumat (15/5).
Jika dirinci lebih lanjut, ekspor plastik dan barang dari plastik Indonesia ke China mencapai USD 78,06 juta atau naik 136 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Disusul oleh ekspor pulp dan kayu yang tercatat naik 54,6 persen, menjadi USD 180,97 juta di April 2020 dibandingkan bulan sebelumnya.
Sementara untuk impor, komoditas sayuran asal China membanjiri Indonesia selama bulan lalu. Nilainya mencapai USD 75,37 juta, naik 219,31 persen atau tiga kali lipatnya dibandingkan Maret 2020 yang hanya USD 23,60 juta. Sayangnya, BPS tak merinci lebih lanjut komoditas dari sayuran ini.
Selanjutnya, impor perangkat optik, fotografi, sinematografi, dan medis dari China meningkat 92,49 persen, dari USD 38,80 juta di Maret 2020 menjadi USD 74,69 juta di April 2020.
Secara keseluruhan, BPS mencatat kinerja neraca perdagangan Indonesia selama periode April 2020 mencatatkan defisit sebesar USD 350 juta.
Meski demikian, secara kumulatif sejak Januari-April 2020, neraca dagang masih mencatatkan surplus USD 2,25 miliar.
Nilai ekspor selama bulan lalu sebesar USD 12,19 miliar, turun 13,33 persen dibandingkan bulan sebelumnya (mtm) dan turun 7,02 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy).
Sementara impor tercatat sebesar USD 12,54 miliar, turun 6,10 persen (mtm) dan merosot hingga 18,58 persen. (*)