DEMOKRASI.CO.ID - Program Kartu Prakerja yang di dalamnya terdapat bantuan kepada masyarakat diharapkan bisa disesuaikan dengan kondisi pandemik virus corona baru (Covid-19) yang saat ini menjangkit Tanah Air.
“Program unggulan pemerintah seperti Kartu Prakerja harus bisa beradaptasi dengan kondisi sekarang ini (wabah Covid-19),” kata pengusaha sekaligus politisi Gerindra, Sandiaga Salahuddin Uno kepada wartawan, Sabtu (9/5).
Berkenaan dengan bantuan dalam Kartu Prakerja, ia mengusulkan agar pemerintah bisa menyalurkan secara tunai. Bantuan langsung dinilai lebih dibutuhkan oleh pekerja yang kehilangan pekerjaannya di masa pandemik virus corona.
Pun demikian dengan pelatihan online yang ada di program unggulan Presiden Jokowi ini. Ia mendorong pemerintah menyiapkan pelatihan-pelatihan secara gratis, seperti dalam program Rumah Siap Kerja gagasannya.
“Rumah Siap Kerja salah satu inisiatif yang saya lakukan memberikan pelatihan-pelatihan secara gratis. Malahan universitas-universitas ternama seperti Hardvard juga memberikan pelatihan atau course melalui massive open online course secara gratis,” urainya.
Rumah Siap Kerja sejauh ini telah mengadakan 34 pelatihan, baik pelatihan soft skill maupun hard skill. Di antaranya job interview, job planning, keuangan, hingga latihan mendongeng. Setidaknya sudah ada 500 peserta yang ikut pelatihan tersebut.
"Dan Rumah Siap Kerja akan terus kita genjot penyedia link and match antara pencari kerja dan lapangan kerja. Kita akan memiliki event-event spesial yang didesain khusus pesertanya sekitar 50 peserta dan untuk daily event seperti hari ini kira-kira sekitar 25 peserta," imbuhnya.
Hingga saat ini, Rumah Siap Kerja didirikan di 5 kota, yakni di Jakarta, Lumajang, Medan, Palembang, dan Sleman. Ke depan program tersebut bisa dikoneksikan dengan wilayah lain di luar Jakarta.
"Oleh karena itu kita siapkan platform juga, jadi kalau ada kegiatan di sini ter-update juga kegiatan-kegiatan di daerah-daerah," ujar dia.
Harapan saya, kehadiran Rumah Siap Kerja mengurangi pengangguran di kalangan anak muda yang jumlahnya sampai 2 juta selama 5 tahun ke depan," tutup Sandiaga. (Rmol)