DEMOKRASI.CO.ID - Pabrik pupuk terancam tutup akibat pupuk kimia China membanjiri Indonesia.
“Pupuk kimia dari Cina mengalir deras dan semakin menggila ketika pemerintah mengurangi alokasi subsidi pupuk untuk petani,” kata Kepala Biro Pertanian DPP Partai Demokrat (PD) Amal Alghozali di akun Twitter-nya @Amal_Alghozali.
Amal Alghozali berkomentar seperti itu menanggapi pernyaataan politikus Demokrat Didik Mukrianto di akun Twitter-nya @DidikMukrianto: “BPS mengumumkan Indonesia banyak mengimpor komoditi salah satunya sayuran dari China. Total nilai impor Indonesia US$ 12,54 miliar sepanjang April 2020. Ada yang bisa menjelaskan, apakah petani kita lumpuh? Kemana program ketahanan pangan kita?”
Kata Amal Alghozali, kios-kios di Jawa Timur dan daerah lain menjual pupuk dari Cina. “Cepat atau lambat pabrik-pabrik pupuk NPK swasta di Jatim akan mati,” ungkapnya.
PT Pupuk Indonesia (Persero) mengakui penjualan perusahaan mulai terpengaruh oleh masuknya pasokan pupuk asal Cina. Produk yang paling terpengaruh khususnya adalah pupuk urea.
“Ya pasti (terpengaruh penjualannya). Tapi sejauh ini masih bertahan,” ucap Kepala Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia Wijaya Laksana, Senin (30/9/2019).
Hanya saja, Wijaya tak menjelaskan rinci dampak dari gempuran pupuk Cina terhadap kinerja keuangan Pupuk Indonesia. Hal yang pasti, nilai penjualan perusahaan sejauh ini tak turun signifikan.
“Begini, kebutuhan dalam negeri masih tinggi. Jadi belum semua bisa terpenuhi, karena itu ada pupuk China karena pasokannya memang belum memadai. Jadi pengaruh tidak terlalu signifikan,” paparnya. (*)