DEMOKRASI.CO.ID - Sosok Presiden Joko Widodo menjadi pejabat yang sering diperbincangkan warganet selama pandemik Covid-19 di Indonesia.
Hal itu diketahui berdasarkan data riset yang dilakukan survei riset big data bertajuk 'Kebijakan Covid-19' yang digelar Indef-Datalyst Center pada 27 Maret hingga 9 April.
Dari 248 ribu percakapan yang dianalisis soal isu-isu kebijakan sejak 27 Maret hingga 9 April tersebut, sebanyak 22.574 percakapan tentang Presiden Jokowi.
"Dari hasil analisis sentimen pada data tersebut, ada sekitar 66 persen merupakan sentimen negatif terhadap Presiden Jokowi," ucap peneliti senior Indef, Didik J. Rachbini, Minggu (17/5).
66 persen percakapan sentimen negatif itu berkaitan dengan kebijakan yang dikeluarkan Presiden Jokowi di tengah Pandemik Covid-19 ini. Sisanya, hanya 34 persen yang memberikan sentimen positif.
Dari data tersebut, sosok Presiden Jokowi merupakan pejabat yang paling sering dibicarakan dibandingkan pejabat lainnya, seperti Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto, Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly dan pejabat lainnya.
"Riset pertama sebelumnya, Menkes Terawan merupakan pejabat yang paling banyak diperbincangkan. Sebanyak 16.500 percakapan, dan Jokowi yang kedua," kata Didik.
Secara total, survei ini melibatkan hampir setengah juta percakapan atau 476.000 percakapan dengan jumlah akun/orang mencapai 397,2 ribu orang. Buzzer yang melakukan percakapan berulang-ulang dihilangkan untuk meningkatkan obyektivitas dari riset tersebut.
Setelah data terkumpul dengan kata kunci, kemuidian dilakukan berbagai penyaringan. Salah satunya analisis sentimen menggunakan metode Aspect-based Sentiment Analysis. Analisis ini berguna mengetahui tendensi (sentiment) dari suatu pembicaraan terhadap masing-masing objek yang dianalisis (aspect-based). (Rmol)