DEMOKRASI.CO.ID - Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan bahwa kondisi ekonomi Indonesia sejatinya sudah sangat jelek sebelum terjadinya pandemi Covid-19. Namun, menurutnya memang pandemi tersebut berkontribusi memperparah krisis ekonomi yang terjadi.
“Ibarat orang yang sudah jalan sempoyongan kemudian ditinju. Pukulan berat ini membuat bangsa ini menjadi semakin sulit untuk menuju kemandirian ekonomi,” ungkap dia dalam diskusi Webinar Nasional bertajuk Momentum Menuju Kemandirian Ekonomi yang diselenggarakan oleh Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia akhir pekan lalu.
Padahal, kata dia, dulu di akhir-akhir Orde Baru Indonesia sudah hampir menjadi negara industrialis yang mandiri dalam melakukan aktivitas produksi dalam negeri. Namun, setelah orde Reformasi kondisinya berubah sehingga membuat kebanyakan pengusaha lebih suka hanya menjadi distributor produk-produk luar negeri terutama dari Tiongkok.
Menurut dia, kemandirian ekonomi hanya dapat diperoleh jika kegiatan produksi dilakukan sendiri di dalam negeri dan tidak terlalu mengandalkan bahan baku dari luar negeri. Dahlan juga menambahkan bahwa sebetulnya tidak menjadi masalah jika Indonesia menjadi market produk-produk luar negeri, selama Indonesia juga memiliki produk-produk unggulan yang kompetitif untuk dipasarkan ke luar negeri.
Ia mencontohkan dalam hal perdagangan dengan Tiongkok, Indonesia sebaiknya lebih fokus bermain di produk-produk perkebunan terutama buah-buahan tropis seperti durian, manggis, rambutan, pisang dan alpukat. “Indonesia boleh saja dibanjiri oleh barang-barang Tiongkok. Namun Indonesia juga harus membanjiri Tiongkok dengan produk-produk perkebunan tersebut,” ujar Dahlan.
Lebih jauh lagi, ia menyarankan agar selama dan pasca pandemi Covid-19, Indonesia lebih memfokuskan diri membangun kemandirian ekonomi di sektor pertanian dan perkebunan.(*)