DEMOKRASI.CO.ID - Kerugian besar dialami perusahaan investasi asal Jepang, Softbank Group yang mencatatkan nilai kerugian hingga 8,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp 132 triliun.
Kerugian yang dialami perusahaan Masayoshi Son ini menjadi perhatian publik lantaran pada Januari lalu, ia sempat bertemu dengan Presiden Joko Widodo guna membahas peluang investasi di ibukota baru di Indonesia.
Namun demikian, terpuruknya perusahaan digital seperti anak perusahaan Softbank ini sebenarnya sudah diprediksi jauh-jauh hari oleh ekonom senior Rizal Ramli.
"Pertengahan tahun lalu, RR memperkirakan bisnis digital akan mengalami koreksi sekitar 50 % tahun 2020 karena ‘digital bubles’ yang terjadi didukung oleh over-valuasi irational," kata Rizal Ramli di akun Twitternya, Selasa (19/5).
Bahkan ia juga menyinggung perusaan yang menanamkan investasi di beberapa perusahaan seperti Grab dan Tokopedia ini memiliki maksud lain saat berkeinginan berinvestasi pada proyek pemindahan Ibukota Negara ke Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
"Bisnis Softbank ‘house of cards, based on over-inflated valuations'. Berhasil ngibulin Menko dan Jokowi. Iming-iming invest 1400 T. Samakan diri dengan Jesus. Cocok ngurus Ibukota Baru dengan Calon Gubernur itu loh," cuitnya. (*)