DEMOKRASI.CO.ID - Pemerintah telah menyampaikan pandangan kondisi ekonomi di tahun ini kepada DPR pada pekan kemarin.
Hasilnya, sebagaimana diuraikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Achsanul Qosasi bahwa pendapatan negara akan turun dari sebelumnya ditargetkan mencapai Rp 2.233 triliun menjadi Rp 1. 760 triliun.
Sementara belanja negara naik dari Rp 2.540 triliun menjadi Rp 2.613 triliun. Artinya ada defisit anggaran yang membengkak dari Rp 307,2 triliun menjadi Rp 852,9 triliun.
“Utk menutup defisit (Rp852,9 triliun) tersebut pemerintah berencana menganggarkan melalui utang. Sekilas APBN kita,” urainya dalam akun Twitter pribadi, Sabtu (9/5).
Menurutnya, ini merupakan periode terberat bagi APBN Indonesia. Sebab, di tengah produktivitas yang menurun, biaya-biaya pemulihan bencana harus dialokasikan dalam krisis.
Kita masih bisa kerja keras membantu negara. Saat ini kita terkunci dan sembunyi, cara ini juga dianggap membantu negara. Hanya bisa berdoa,” sambungnya.
“Solusinya kita berdoa dan berupaya agar pandemik ini segera berakhir. Shg kita bisa bekerja normal dengan kekuatan penuh,” demikian Achsanul Qosasi.(rmol)