DEMOKRASI.CO.ID - Anggota keluarga anak buah kapal (ABK) yang dilarung ke laut saat bekerja di kapal ikan asal China, Rita Andri Pratama, mengungkapkan rasa berat hati mendengar kabar tersebut.
Sebelumnya diketahui, viral video jenazah ABK asal Indonesia yang meninggal dunia akibat sakit dibuang ke laut dari atas kapal.
Tidak hanya itu, muncul dugaan eksploitasi kerja dan upah yang tidak layak bagi para ABK Indonesia di kapal tersebut.
Keluarga yang mengetahui kabar tersebut merasa tidak terima.
Rita menuturkan dirinya hanya mendapat surat pemberitahuan kematian berbahasa Mandarin dari perusahaan yang mempekerjakan adiknya.
"Hanya seperti ini kita dikasih tahu," kata Rita Andri Pratama, dikutip dari Kompas TV, Sabtu (9/5/2020).
Ia menunjukkan lembaran surat yang memberitahuan kematian adiknya.
"Yang menginformasikan dari pihak PT-nya," jelas warga Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan tersebut.
Surat tersebut menyebutkan sang adik sudah meninggal dunia dan dilarung ke laut.
Mengetahui adiknya telah meninggal dunia, Rita merasa berat hati karena jenazahnya dilarung begitu saja ke laut.
Namun karena peristiwa itu sudah terjadi, Rita merasa tidak dapat berbuat apa-apa.
"Kalau untuk hati nurani, otomatis tidak terima. Oleh karena sudah dilarungkan, nurut saja," ungkap Rita.
Ia lalu menyampaikan harapannya tentang kasus yang menyebabkan sang adik meninggal dunia.
"Harapannya masalah ini diselesaikan pemerintah setuntas-tuntasnya," tegas Rita.
"Yang salah itu masuk bui atau bagaimana. Yang benar itu tetap benar, tetap tegak kebenaran itu," lanjut dia.
Tidak hanya itu, anggota keluarga ABK lainnya, Juriah, mengungkapkan kisah pilunya saat mendengar sang anak telah meninggal dunia.
Juriah adalah ayah dari Ari (25) yang jenazahnya juga telah dilarung ke laut tanpa kabar dan persetujuan keluarga.
Dikutip dari Kompas.com, Juriah menuturkan awal mula anaknya bekerja untuk perusahaan ikan asing tersebut.
Mulanya seorang warga setempat yang tinggal di Pulau Jawa menawarkan pekerjaan untuk Ari.
"Saat itu ada enam mau menerima tawaran orang itu, salah satunya Ari dan temannya akrab, Jefri," jelas Juriah.
Setelah anaknya lama bekerja untuk kapal Long Xing 629 asal China, Juriah menyebutkan tidak dapat menghubungi Ari.
"Tidak pernah menelepon dan kami juga tidak bisa menelepon," ungkap Juriah.
Bahkan pada saat-saat terakhir, Juriah tidak mendengar sepatah kabar pun dari anaknya.
Juriah tahu-tahu hanya mendapat kabar bahwa anaknya telah meninggal dunia.
Juriah menyebutkan dirinya juga tidak tahu anaknya dilarung ke laut.
Ia mengatakan mendapat informasi kematian anaknya dari seseorang yang mengaku sebagai atasan Ari di Jakarta.
"Sekarang baru tahu," ungkap Juriah.
"Yang kedua ada minta rekening dengan saya, ujung-ujungnya tiga hari kemudian menyuruh saya ke Jakarta, (ternyata) anak saya meninggal,” jelas dia.
Juriah dengan tegas ingin menuntut kejelasan penyebab kematian anaknya.
"Kami tidak senang, kami minta kasusnya diusut," tegas Juriah.
Lihat videonya mulai menit ke-03.20: