DEMOKRASI.CO.ID - Belasan benda misterius mirip balon udara terlihat terbang liar di langit wilayah Kabupaten Klaten pagi ini. Benda tersebut terlihat berwarna putih terbang ke arah selatan dan barat.
Pantauan detikcom, benda-benda tersebut mulai terlihat pukul 08.30 WIB tadi. Benda itu ada yang berdekatan satu sama lain, ada juga yang bergeser menjauh.
Benda tersebut bergerak ke selatan dan barat menjauhi arah terbit matahari. Masyarakat bisa mengambil gambar atau melihat dengan mata telanjang.
Salah satu warga Kecamatan Delanggu, Klaten, Imah melihat benda misterius tersebut dan menduganya adalah balon udara.
"Mungkin pembuatannya tahu kalau tidak ada penerbangan sehingga seenaknya membuat balon," kata Imah saat ditemui, Senin (25/5/2020).
Warga Klaten yang tinggal di desa lereng Gunung Merapi juga melihat benda misterius terbang liar di udara tersebut. Bahkan sudah dua hari ini.
"Hari ini cuma terlihat belasan. Kemarin itu berpuluh- puluh yang terlihat dari sini," ungkap warga Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Jenarto Jeck.
Terkait fenomena balon udara terbang liar saat lebaran, Jenarto yang juga koordinator relawan Paguyuban Sabuk Gunung (Pasang) Merapi Klaten mengatakan bagi warga di puncak hal itu sudah biasa melihatnya.
"Itu biasa kami lihat. Sebab bagi sebagian daerah kayak dibuat budaya, beberapa tahun lalu pernah jatuh di hutan dan relawan langsung naik mengantisipasi," lanjut Jenarto.
Yang mengkhawatirkan, kata Jenarto, jika balon jatuh di hutan. Bisa memicu kebakaran jika apinya belum padam.
"Ini masih basah mungkin di hutan. Tahun-tahun lalu pernah ada edaran dari pemerintah melarang," imbuh Jenarto.
Kepala Resort Polisi Hutan BTNGM Kecamatan Kemalang, Siswanto mengatakan sangat berharap balon tidak jatuh di wilayahnya. Patroli dan koordinasi dengan relawan akan diintensifkan.
"Kami berharap tidak ada yang jatuh di wilayah TNGM. Ini kami koordinasikan dengan relawan antiapi untuk antisipasi," jelas Siswanto saat dihubungi detikcom.
Sejauh ini, sambung Siswanto, belum ada laporan jatuh di wilayahnya. Namun secara umum kondisi hutan masih basah.
"Secara umum kondisi hutan dan rumput masih basah. Tapi apapun harus diantisipasi sebab balon bisa jadi potensi memicu kebakaran hutan," pungkas Siswanto.(dtk)