DEMOKRASI.CO.ID - Lockdown dengan model seperti Kota Wuhan diberlakukan di Jilin, China, lantaran mengalami Gelombang Kedua wabah virus corona. Tak sampai di situ, otoritas juga menetapkan status 'siaga tinggi' di Distrik Fengman pada Minggu (17/5).
Dilansir dari Daily Star, distrik itu mencatat 3 kasus baru melalui penularan lokal dan 1 kematian tambahan. Situasi tersebut terjadi 1 pekan setelah Shulan ditutup dan upaya mengarantina 8 ribu penduduknya gagal membendung Gelombang Kedua wabah.
Pada Sabtu (16/5), pemerintah daerah mencopot 6 pejabat, termasuk Ketua Partai Komunis Shulan Li Pengfei yang gagal mencegah wabah Gelombang Kedua itu. Sejauh ini, terdapat total 18 kasus terkonfirmasi sejak 7 Mei.
Sementara itu, Distrik Fengman mencatat total 12 kasus penularan lokal pada periode yang sama dan lockdown diberlakukan mulai Senin (18/5) setelah mendapat 15 poin arahan dari komisi kesehatan setempat.
Pembatasan pergerakan seperti Wuhan ini meliputi larangan lalu-lintas kendaraan dan pejalan kaki serta penutupan sekolah, tempat hiburan seperti bioskop, tempat olahraga, dan restoran. Di kawasan perumahan, setiap rumah tangga hanya diperbolehkan mengirim 1 anggota keluarga untuk berbelanja kebutuhan sehari sekali.
Semua toko dan sebagian besar supermarket juga terlihat tutup pada Senin (18/5). Sementara itu, otoritas kota sibuk menggalang alat tes dan alat pelindung diri (APD) untuk petugas kesehatan.
Pusat Olahraga Es Jilin diubah menjadi rumah sakit darurat dalam waktu 48 jam. Lokasi itu kini siap menerima pasien. Namun, masih belum jelas kategori pasien mana yang akan dikirim ke arena olahraga musim dingin itu.
Pekan lalu, beredar video siswa-siswi sekolah menengah dipulangkan lantaran melonjaknya jumlah kasus COVID-19. Padahal, sekolah baru saja dimulai kembali pada 7 April usai China mendeklarasikan kemenangannya melawan wabah virus corona.[]