DEMOKRASI.CO.ID - Angka kematian akibat infeksi virus corona baru di Amerika Serikat saat ini sudah mencapai 80.000 jiwa. Seiring dengan pelonggaran pembatasan sosial yang dilakukan oleh hampir semua negara bagian.
Dilaporkan CNA pada Selasa (12/5), sejak pertengahan April, rata-rata kematian harian akibat Covid-19 di AS mencapai 2.000 jiwa meski pemerintah telah berupaya untuk memperlambat penyebaran infeksi.
Angka kematian Covid-19 di AS pada akhirnya melebihi kematian akibat flu musiman pada 1967 dan mewakili lebih banyak kematian orang Amerika selama 11 tahun selama epidemi AIDS, dari 1981 hingga 1992.
Saat ini, total infeksi Covid-19 di AS juga sudah melampaui 1,3 juta kasus. Di mana lonjakan infeksi terjadi di Mississippi, Minnesota, dan Nebraska. Lonjakan tersebut memicu kekhawatiran akan adanya gelombang baru wabah Covid-19.
Menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), sekitar 13.831 orang meninggal dunia di New York dalam kurun waktu 11 Maret hingga 2 Mei. Sementara kematian terkait sebanyak 5.048 kasus, sehingga kemungkinan total kematian akibat Covid-19 di New York mencapai 18.879 kasus.
Namun menurut laporan CDC, terdapat sekitar 24.172 orang meninggal dunia akibat Covid-19 di New York.
Kelebihan 5.293 kematian yang tidak diidentifikasi sebagai kematian terkait Covid-19 yang dikonfirmasi atau yang mungkin mungkin secara langsung atau tidak langsung disebabkan oleh pandemik," kata laporan itu.
Data dari Universitas Johns Hopkins menunjukkan, New York adalah negara bagian yang terpukul paling parah oleh wabah dengan lebih dari 26.600 dinyatakan meninggal akibat Covid-19 sejak virus itu muncul. (Rmol)
