DEMOKRASI.CO.ID - Teka teki hilangnya uang warga Jeneponto sedikit terkuak. Kanit Buser Satuan Reskrim Polres Jeneponto, Aipda Abdul Razak membeberkan kronologi penggeledahan itu.
Kasus tersebut terjadi di Kampung Lantang, Desa Samataring, Kecamatan Kelara, Jeneponto. Polisi datang ke rumah Yasa. Pria yang mengaku kehilangan uang Rp8.150.000.
Menurut Razak, ayah Yasa sudah beberapa kali dipanggil terkait kasus dugaan penganiayaan. Namun, tidak pernah memenuhi panggilan. Yasa sendiri, sebut Razak, berstatus DPO atau buronan Polsek Kelara.
Polsek Kelara minta dibantu tim Buser Polres. Saat itu ada sekitar 10 polisi yang ikut dalam penggerebekan di rumah orang tua Yasa.
"Orang tuanya kita kasih naik, tapi kita curigai ada Yasa di dalam rumahnya. Ternyata di dalam ada perempuan habis main ini. Dia bilang jangan ki tangkap, saya korban. Saya bilang korban apa? 'Habis dipakai sama Yasa tidak dibayar', katanya," urai Razak.
Perempuan tersebut juga mengaku baru saja mengonsumsi narkoba. Namun, tidak ditemukan barang bukti di lokasi. Diduga dibawa kabur ponakan Yasa.
Polisi hanya mengamankan senjata tajam berupa badik yang terselip di pinggang Yasa. Sebilah parang turut diamankan dalam penggeledahan itu. Termasuk dompet berisi uang.
"Memang ada uang di dompetnya tapi kita tidak tahu berapa jumlahnya. Emas itu tidak ada. Ada yang menyaksikan tetangganya. Jadi yang disita itu tidak ada emas," ujar Razak, Senin (27/4/2020).
Razak bilang, dompet Yasa tidak dibuka. Sehingga dia tidak mengetahui berapa isinya. Yasa menyebut, dompetnya berisi Rp12,6 juta. Uang itu hasil penjualan kuda. Setelah dompetnya dikembalikan polisi, isinya tinggal Rp4,5 juta.
Setiba di mapolsek, Yasa membujuk polisi. Minta "dibantu". Tiba-tiba dia menyerahkan uang Rp2 juta. Diserahkan kepada salah seorang polisi.
"Itu malam ada anggota Pak Jupe, dia kan tidak minta uang dikasih Rp2 juta. Jadi itu dompet dikembalikan oleh Pak Jupe. Sempat ada salah satu oknum polisi yang ke tempat itu inisial S," jelas Razak.
Razak mengaku ditelepon seorang oknum polisi. Dia bertanya, "Kenapa ada begini saudara?"
"Jadi saya bilang, jangan maki kasih panjang. Suruhmi saja datang Yasa di kantor. Tapi saya tunggu-tunggu tidak datang juga. Makanya, wajib lapor terus di Polsek Kelara," tambah Razak.
Dia menegaskan, saat dompet dikembalikan oleh Pak Jupe, Razak sedang berada di atas mobil bersama Yasa.
"Memang Yasa diduga habis make tapi tidak ada BB. Itu juga uang. Tidak ada yang minta dia sendiri yang kasih. Dia bilang 'kiambilmi ini pak, pembeli bensin dan rokok'. Jadi tidak benar itu kalau dia bilang ada yang Rp12 juta," tutup Razak. []