DEMOKRASI.CO.ID - Dua staf khusus milenial Presiden Joko Widodo Adamas Belva Syah Devara dan Andi Taufan Garuda Putra telah menanggalkan jabatan strategisnya di lingkaran istana negara.
Namun, publik beranggapan Belva dan Andi meninggalkan jabatan mereka lantaran masih tergiur dengan proyek triliun rupiah dari pemerintah dan meminta presiden untuk memutus kontrak kerjasama mereka.
Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PKS Nasir Djamil menyampaikan hal itu sepenuhnya ada di tangan presiden yang menentukan apakah akan dilanjutkan atau tidak.
“Tergantung keberanian presiden, apakah masih memberikan proyek itu atau tidak,” ujar Nasir kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (24/4).
Menurutnya, dua mantan staf khusus presiden tersebut juga membatalkan proyek yang diberikan pemerintah kepada mereka sebagai bentuk penghormatan kepada presiden
Kalau kita bicara moralitas kekuasaan, seharusnya proyek itu juga dibatalkan untuk mereka,” tutupnya.(rmol)