logo
×

Rabu, 08 April 2020

Sindir China, Menlu AS: Demokrasi Atau Tidak, Semua Negara Harus Transparan

Sindir China, Menlu AS: Demokrasi Atau Tidak, Semua Negara Harus Transparan

DEMOKRASI.CO.ID - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo mendesak semua negara untuk berlaku transparan dan jujur ketika memberikan data mengenai pandemik virus corona.

Itu, Pompeo ungkapkan dalam konferensi pers Departemen Luar Negeri pada Selasa (7/4), yang dianggap menyindir China yang sebelumnya melaporkan nol kematian akibat Covid-19 untuk pertama kalinya.

Meskipun begitu, Pompeo tidak menyebutkan kata China atau menggunakan retorika keras seperti yang selama ini dilakukannya.

"Setiap negara, apakah mereka negara demokrasi atau tidak, harus berbagi informasi secara transparan, terbuka, dan efisien," ujar Pompeo seperti dimuat Reuters.

Perubahan sikap Pompeo dan pejabat lainnya yang lebih lembut terhadap China disinyalir terjadi setelah Presiden AS Donald Trump melakukan pembicaraan dengan Presiden China Xi Jinping via telepon pada 27 Maret.

Pada saat itu, Xi menegaskan bahwa China telah transparan dan mengecam tindakan keras AS.

Dikatakan oleh Dutabesar China untuk AS, Cui Tiankai pada Minggu (5/4), terdapat pembicaraan yang kurang menyenangkan antara kedua belah pihak. Kendati begitu, saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk berselisih dan harus fokus pada solidaritas untuk menghentikan virus corona baru.

Menyikapi Dubes Cui, seorang pejabat senior di pemerintahan Trump mengatakan, jika China memang ingin melakukan kerjasama dengan AS, maka mereka bisa mengizinkan para peneliti AS untuk bekerja secara langsung di laboratorium Wuhan.

"Jika Dutabesar Cui mengatakan China bersedia bekerja sama dengan AS, kami akan menghargai kesempatan untuk bekerja secara langsung dengan laboratorium virologi mereka di Wuhan," ujarnya.

Pada Senin (6/4), China melaporkan tidak ada kasus kematian akibat virus korona untuk pertama kalinya sejak wabah dimulai dan terjadi penurunan dalam kasus baru.

China juga telah menarik penguncian di Wuhan selama lebih dari 2 bulan pada Rabu. (Rmol)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: