DEMOKRASI.CO.ID - Jepang sedang bersiap untuk memperpanjang dan memperluas keadaan darurat. Pemerintah juga sedang mengubah rancangan anggaran tambahan untuk mengatasi wabah.
Hingga saat ini, pemerintah sendiri baru mengumumkan keadaan darurat di Tokyo dan enam daerah lainnya, termasuk Osaka. Namun, beberapa daerah juga meminta untuk diterapkan keadaan darurat guna mempermudah pemerintah melakukan pengendalian.
Di bawah keadaan darurat yang dimulai pada 7 April, selama sebulan otoritas daerah memiliki kekuatan untuk mendesak orang agar tetap tinggal di rumah dan menutup bisnis.
Dikatakan oleh Sekretaris Kabinet, Yoshihide Suga, pemerintah dan para ahli akan melakukan pertemuan pada Kamis malam untuk membahas perluasan keadaan darurat.
Selain itu, pemerintah juga akan membahas paket stimulus ekonomi untuk membantu masyarakat yang terkena dampak wabah. Di mana sebesar 300 ribu yen akan diberikan unruk rumah tangga yang pendapatannya terpengaruh wabah.
Di sisi lain, Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan ekonomi Jepang akan berkontraksi sebesar 5,2 persen untuk tahun ini. IMF juga mendesak pemerintah untuk meningkatkan belanja fiskl dan fokus pada pelonggaran pertumbuhan.
Dalam waktu dekat, kebijakan fiskal ekspansif dijamin untuk mengurangi dampak Covid-19 dalam jangka pendek dan mendukung pemulihan setelah itu," kata Wakil Direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF, Odd Per Brekk.
Data dari Universitas Johns Hopkins menunjukkan, virus corona baru telah menginfeksi sebanyak 8.626 orang Jepang dengan 178 orang meninggal dunia. (Rmol)