logo
×

Kamis, 09 April 2020

Sejak Awal, Jurus Jokowi Memang Seperti Mempersilakan Covid-19 Masuk

Sejak Awal, Jurus Jokowi Memang Seperti Mempersilakan Covid-19 Masuk

DEMOKRASI.CO.ID - Kebijakan awal yang diambil Presiden Joko Widodo dalam merespons pandemik corona virus disease 2019 (Covid-19) memang salah kaprah. Jurus itu justru terbukti mengundang masuk virus ke Indonesia.

Pakar politik dan hukum Universitas Nasional Jakarta (Unas), Saiful Anam mengatakan, sejak awal Presiden Joko Widodo telah salah ambil jurus kebijakan dalam menghadapi Covid-19.

Jurus yang dimaksud adalah membuka selebar-lebarnya pariwisata dari mancanegara di saat negara-negara lain sudah mulai menutup diri akibat Covid-19.

"Itulah dari awal sudah salah urus, mestinya berhati-hati agar jangan sampai Covid-19 masuk ke Indonesia. Ini malah memberikan tarif diskon tarif pesawat dan hotel," ucap Saiful Anam kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (9/4).

Sementara di satu sisi, Jokowi dan jajarannya seolah menyepelekan keganasan Covid-19. Bahkan disebut virus mematikan asal Wuhan, China itu tidak mampu bertahan di Indonesia yang beriklim tropis.

"Kalau sudah seperti sekarang apa tidak kapok? Lalu jurusnya utang lagi utang lagi. Kalau hanya solusinya utang sebaiknya tidak usah jadi presiden. Semua orang bisa jadi presiden kalau solusinya utang," tegas Saiful Anam.

"Dari awal santai-santai saja, setelah terjadi seperti sekarang malah pilihannya utang, yang jadi korban dua kali jelas rakyat Indonesia, korban Covid-19 plus korban utang," sambung Saiful.

Padahal, kata Saiful, rakyat Indonesia tidak akan nyaman jika mendapatkan bantuan dari hasil utang yang dilakukan pemerintahan Presiden Jokowi.

"Menurut saya sudahlah batalkan semua proyek-proyek strategis, saatnya alihkan ke kepentingan rakyat yang lebih besar. Hilangkan bayang-bayang proyek besar, untuk apa proyek berjalan tapi rakyatnya mati karena wabah penyakit," pungkas Saiful. (Rmol)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: