DEMOKRASI.CO.ID - Di tengah wabah virus corona baru yang menggempur negaranya, Presiden Nikaragua, Daniel Ortega sudah menghilang dari pandangan publik selama hampir sebulan terakhir.
Dikenal menjadi revolusioner muda selama perang saudara 1980-an, Ortega dengan seragam hijau Sandinista-nya dengan gagar melakukan tur ke setiao kota di negara Amerika Tengah tersebut.
Saat ini, di tengah jabatannya yang kedua sebagai presiden, keberadaan pria 74 tahun tersebut dipertanyakan.
Seperti pada 2014, Ortega menghilang yang memicu munculnya spekulasi bahwa ia kemungkinan sudah meninggal.
Namun sekarang, pemerintah bungkam. Tidak ada yang menanggapi pertanyaan mengenai keberadaan dan kondisi kesehatan Ortega.
Kendati begitu, seorang pejabat pemerintahan yang dekat dengan Ortega yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan, pemimpin sayap kiri tersebut masih hidup.
Menurut sumber tersebut, Ortega memang telah menderita dua kali serangan jantung, memiliki kolesterol tinggi, dan penyakit lainnya. Tetapi, mantan gerilyawan itu selalu menjaga kesehatannya.
Terakhir, Ortega muncul pada 12 Maret. Pada saat itu, ia berbicara secara singkat melalui video dari ruang tamu.
Menurut seorang mantan menteri dalam pemerintahan pertama Ortega di 1980-an, Dora Maria Tellez, ia memang selalu melarikan diri dari masalah seperti yang pernah ia lakukan pada 1998.
“Dia selalu melarikan diri dari masalah. Tidak heran dia absen di tengah krisis coronavirus,” kata Tellez yang kemudian memutuskan hubungan dengan presiden, seperti dimuat Reuters.
Pada 1998, Ortega sempat menghilang selama beberapa pekan, setelah ia dituding melecehkan anak tiri yang diadopsinya.
Di tengah pandemik corona ini, ketidakhadiran Ortega memicu berbagai spekulasi.
Wakilnya sekaligus istrinya, Rosario Murillo yang selama ini menggantikan Ortega di hadapan publik selalu mengatakan Ortega ikut mengawasi perlawanan Nikaragua untuk mengalahkan virus corona.
Nikaragua sendiri saat ini mengonfirmasi tujuh kasus corona dengan satu kematian. []