logo
×

Senin, 27 April 2020

Saking Susahnya Cari Kerja, Lulusan S2 Rela Jadi ART

Saking Susahnya Cari Kerja, Lulusan S2 Rela Jadi ART

DEMOKRASI.CO.ID - Ekonomi yang sedang melambat akibat wabah COVID-19 membuat pekerjaan semakin sulit didapat. Apalagi kondisi ini juga menimbulkan adanya badai pemutusan hubungan kerja (PHK).

Sulitnya mencari pekerjaan saat ini dirasakan semua kalangan, termasuk bagi mereka yang mengenyam pendidikan tinggi. Bahkan ada sarana hingga lulusan S2 yang rela bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) dan suster melalui Lembaga Pelatihan Kerja.

Pemilik LPK Tiara Kasih Bunda Irena mengaku kedatangan 2 pekerja dengan latar pendidikan cukup tinggi dengan waktu yang berbeda.

"Yang satu S2, yang satu lagi sarjana. Itu mereka melamar loh," tuturnya kepada detikcom.

Kedua pekerja itu kini sudah mulai disalurkan untuk bekerja. Irena enggan merinci, namun salah satunya bekerja sebagai suster untuk merawat lansia dan satunya lagi sebagai ART.

"Saya nggak enak. Tapi mungkin kondisi saat ini ya sulit juga mendapatkan pekerjaan," tuturnya.

Meski begitu, Irena menyalurkan mereka dengan tawara upah yang lebih tinggi. Dia menghargai latar belakang pendidikan mereka.

Semenjak wabah COVID-19 masuk ke Indonesia dan kondisi ekonomi makin berat, pelamar untuk menjadi ART hingga suster rumahan memang meningkat drastis. Jumlah pelamar yang masuk ke LPK yang berada di Bogor ini meningkat hingga 40% dari biasanya.

"Memang untuk pekerja karena banyak pengangguran jumlahnya membeludak sebenarnya. Kan pengangguran melonjak, pekerja itu banyak melamar ke sini, butuh kerja. Tapi kita kan ada pembatasan," kata Irena.

Peningkatan itu terjadi dari sisi pelamar. Mereka yang melamar berasal dari berbagai daerah, mulai dari pulau Jawa hingga Lampung.

"Biasanya 2 bulan sebelum Lebaran pekerja itu jual mahal, kita yang cari mereka. Bahkan sampai kita rayu, kita yang jemput ke kampung. Tapi kalau sekarang berbalik," tuturnya.

Dia mencontohkan, biasanya sebelum ada wabah COVID-19 calon pelamar bisa 30 orang dalam 1 bulan. Sementara saat ini bisa mencapai 50 orang calon pekerja yang melamar

Namun Irena menekankan, LPK-nya tidak bisa menampung seluruh pekerja yang melamar itu. Sebab LPK Tiara Kasih Bunda menerapkan protokol kesehatan yang diwajibkan oleh pemerintah.

Dia membatasi jumlah pekerja yang ada di tempat pelatihannya yakni 3 orang per ruangan. Jadi ketika tempat pelatihannya penuh dia belum menerima calon pekerja yang melamar.(dtk)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: