DEMOKRASI.CO.ID - Politikus Aljazair pendiri Partai Pembaruan menyerukan warga muslim untuk tidak berpuasa pada Ramadan tahun ini untuk mencegah penyebaran virus corona covid-19 yang lebih luas.
Politikus Nuruddin Bukruh menulis status di laman Facebooknya mengatakan, dengan alasan menggunakan akal sehat yang sesuai Islam pada Ramadan tahun ini maka warga muslim bisa tidak harus puasa lantaran ada pandemi corona.
"Mayoritas muslim punya ikatan spiritual kepada Islam dan hanya memahaminya karena alasan tradisi, keluarga, dan warisan. Mereka adalah muslim KTP yang hanya mengikuti kebiasaan dan bukan atas pilihan sadar memilih Islam sebagai agama," kata dia, seperti dilansir laman Alaraby, Kamis (16/4).
"Tapi selain muslim yang semacam itu, ada juga yang orang yang memilih Islam lewat intelektual dan alasan rasional, mereka melihat sesuatu dan berpikir dengan sudut pandang berbeda."
Dia mengatakan Islam dalah agama yang menjunjung tinggi akal dan menolak sifat fanatik buta. Karena asalan inilah, warga muslim perlu mengevaluasi apakah berpuasa di tengah pandemi corona ini adalah hal yang benar untuk dilakukan.
"Warga muslim harus menunda puasanya karena tubuh yang lapar akan membuat rentan dan bisa mudah tertular dan menyebarkan virus corona. Kalau tetap berpuasa makan ada risiko akan terjadi wabah yang lebih luas," kata dia.
Hingga kini tidak ada bukti kuat yang menyebut berpuasa bisa menyebabkan virus corona lebih menyebar luas dan institusi Islam, masjid di seluruh dunia sudah menjalankan aturan pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran covid-19.
Warga muslim yang sakit, lansia, menyusui dan sedang haid tidak diwajibkan berpuasa di bulan suci Ramadan.
Sejumlah ulama sudah menyerukan agar masjid-masjid tidak menggelar salat tarawih selama Ramadan. Umat Islam diserukan menjalankan salat tarawih di rumah untuk mencegah penyebaran virus corona.
Arab Saudi sudah menghentikan pemberian visa bagi jemaah umrah dari luar negeri dan juga warganya sendiri. Aturan ini akan tetap berlaku selama Ramadan.[mdk]