DEMOKRASI.CO.ID - Politisi (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Nabil Haroen meminta pemerintah pusat untuk memberikan data yang sejujurnya tentang jumlah kasus corona di Indonesia.
Transparansi data dari Pemerintah pusat sangat dibutuhkan untuk pencocokan data di daerah dan di pusat, bila data tersebut tidak sinkron akan menghambat program yang sudah direncanakan.
"Sebelum ada Gugus Tugas, saya sudah menyuarakan ini. Perlu ada sistem data terintegrasi supaya memunculkan kepercayaan publik kepada pemerintah. Tapi ini rupanya masih belum selesai. Inilah yang kemudian menjadi benang kusut soal data," ungkap Nabil melalui pesan singkatnya, Selasa (07/04/2020).
Nabil berharap kedepannya data pusat dan daerah akan saling terintegrasi dan berharap pemerintah segera memperbaiki data tersebut untuk kelancaran program kerja pemerintah.
"Kalau nanti semua data terintegrasi, ini betul-betul akan menjadi patokan dan kepercayaan publik terhadap pemerintah akan jauh lebih baik. Ketika data tak sesuai, maka akan menjadi tidak tepat sasaran," ujarnya.
Politisi yang akrab disapa Gus Nabil ini memaparkan kalau soal data kasus corona yang belum sinkron jangan hanya menyalahkan satu pihak saja.
Menurutnya, yang terpenting saat ini semua elemen terkait saling bekerja sama untuk mengintegrasikan data tersebut karena data tersebut merupakan kepentingan publik.
"Soal data pemerintah harus terbukalah, jangan dikorupsi data itu. Ini kan kepentingan publik dan soal kita menghargai privasi pasien, itu sudah pasti. Tapi untuk data berapa orang (yang positif COVID-19) ini kan penting untuk dibuka oleh Gugus Tugas yang di dalamnya ada Kemenkes dan sebagainya," tuturnya.
Anggota Komisi IX DPR tersebut menyampaikan kalau sinkronisasi data kasus corona sangat penting karena untuk kelancaran program yang sudah direncanakan.
Menurut Nabil, bila data data tersebut sudah saling terintegrasi maka pelayanan kesehatan untuk penanganan wabah virus corona ini akan membaik dan cepat mereda.
"Ini sangat penting karena dengan perbaikan pelayanan ini bisa dimulai dengan menata data ini," pungkasnya.(*)