DEMOKRASI.CO.ID - Studi yang dilakukan oleh lima peneliti Harvard menemukan bahwa wabah virus corona kemungkinan besar masih akan berlangsung sampai dengan empat tahun ke depan, yakni pada tahun 2024. Oleh karena itu, pembatasan sosial juga masih harus dilakukan paling tidak sampai tahun 2022.
Hal ini sangat bertolak belakang dengan optimisme yang sebelumnya disampaikan Donald Trump bahwa beberapa negara bagian AS akan dapat menyudahi pembatasan sosial pada akhir April 2020.
"Ini akan menjadi sangat, sangat dekat (untuk berakhir). Mungkin bahkan sebelum 1 Mei," tegas Trump beberapa waktu lalu.
Makalah yang dipublikasikan dalam jurnal Science pada Selasa lalu menyebut bahwa kemunculan virus corona dalam empat tahun ke depan dapat dicegah apabila vaksin serta kualitas dan kapasitas perawatan yang lebih baik sudah tersedia.
"Bahkan, jika terjadi eliminasi yang jelas, pengawasan Sars-CoV-2 harus dipertahankan karena kebangkitan dalam penularan dapat dimungkinkan hingga tahun 2024," jelas tim peneliti Harvard seperti dilansir dari South China Morning Post, Jakarta, Kamis (16/04/2020).
Sebagaimana diketahui, berbagai negara di seluruh dunia telah memperkenalkan langkah-langkah mengurangi interaksi sosial, seperti pembatasan pertemuan, penutupan sekolah, dan pengurangan kegiatan di luar ruangan. Semua itu dilakukan dengan tujuan membendung penyebaran virus corona, meskipun pada akhirnya berdampak pada sosial dan perekonomian global.
Studi Harvard menggunakan data AS pada dua kasus virus corona sebelumnya untuk memodelkan kemungkinan lintasan transmisi Sars-CoV-2 dalam berbagai skenario, dengan perubahan musiman dan durasi kekebalan sebagai variabel.
"Dalam semua skenario modal, virus bisa berkembang biak kapan saja dalam setahun," sambungnya.
Tim peneliti juga mengatakan bahwa kekebalan tubuh tidak permanen sehingga virus mungkin akan masuk ke sirkulasi reguler di sebagian besar skenario model, tetapi jika kekebalan permanen dapat dikembangkan, virus bisa hilang selama lima tahun atau lebih.(*)