logo
×

Kamis, 16 April 2020

Pakar Epidemiologi Kritik Luhut soal Angka Kematian, Minta Kritis Baca Data

Pakar Epidemiologi Kritik Luhut soal Angka Kematian, Minta Kritis Baca Data

DEMOKRAIS.CO.ID - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyebut angka kematian kasus positif COVID-19 di Indonesia tidak sampai 500 orang. Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) mengoreksi pernyataan Luhut dengan mengatakan jumlah angka kematian sesungguhnya adalah 4 kali lipat dibanding yang disebut Luhut.

"Dia tidak paham saja. Kalau hanya membaca data pemerintah, memang seakan-akan masalahnya seperti itu. Tapi pada kenyataannya tidak demikian," kata epidemiolog FKM UI, Pandu Riono, kepada wartawan, menanggapi pernyataan Luhut, Rabu (15/4/2020).

Hingga hari ini, data terbaru yang disampaikan Pemerintah RI menyebut ada 469 orang meninggal dari 5.136 kasus positif COVID-19. Namun Pandu mengimbau agar pemerintah sendiri tidak percaya begitu saja dengan data itu, karena banyak kasus yang tidak terlaporkan (underreported).

"Mereka harus kritis dengan data itu, bukan kemudian percaya begitu saja. Yang dilaporkan Jubir adalah data kematian yang sudah terdiagnosis positif. Padahal kita tahu, banyak orang yang dirawat di rumah sakit dengan gejala COVID-19, tapi hasil lab-nya belum keluar hingga orang tersebut meninggal dunia. Mungkin juga sebagian besar tidak sempat dites swab," kata Pandu.

Doktor epidemiologi lulusan University of California Los Angeles ini menjelaskan, tim FKM UI telah membuat permodelan yang memperkirakan angka kematian akibat COVID-19. Permodelan dikerjakan awal April. Hasil perhitungan tim menunjukkan faktor koreksi angka kematian sebesar 4,25. Dengan kata lain, angka kematian sesunguhnya 4,25 kali lipat lebih banyak dari yang diumumkan pemerintah.

"Angka kematian COVID-19 di Indonesia bukan hanya sebesar itu (500 orang meninggal sebagaimana disebut Luhut). Faktor koreksinya sebesar 4,25," kata dia.

Bila kini angka kematian yang diumumkan pemerintah sebanyak 469 orang, maka diperkirakan angka kematian yang sebenarnya adalah 1.993 orang. "Mendekati 2.000 kematan," kata Pandu.

Sebelumnya, Menko Luhut bicara soal data virus Corona di Indonesia. Luhut heran angka kematian virus Corona tidak lebih dari 500 orang. Dia membandingkan data tersebut dengan Amerika Serikat. Menurutnya kalau dibandingkan, perbandingan korban jiwa di AS lebih banyak jumlahnya.

"Buat saya juga jadi tanda tanya sih, kenapa jumlah yang meninggal sampai hari ini, maaf sekali lagi, itu kita angkanya nggak sampai 500 padahal penduduk kita ini kan 270 juta, infected 4 ribuan lebih katakan kali sepuluh jadi 50 ribu," kata Luhut saat konferensi pers secara virtual, Selasa (14/4).(dtk)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: