DEMOKRASI.CO.ID - Perseteruan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan Menko Maritim dan Investasi yang juga Menteri Perhubungan (Menhub) Ad Interim, Luhut Binsar Pandjaitan semakin meruncing.
Luhut membolehkan driver ojek online (ojol) mengangkut penumpang selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta. Namun Anies menolak tegas.
Luhut menerbitkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 18 tahun 2020 yang membolehkan ojol bawa penumpang. Pada pasal 11 ayat (d) disebutkan, dalam hal sepeda motor dapat membawa penumpang harus memenuhi syarat protokol kesehatan.
Sedangkan Anies berpegang pada Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 9 tahun 2020 tentang PSBB. Dalam Permenkes ini dinyatakan, ojek online hanya mengizinkan barang yang dibawa.
Permenkes ini bertujuan untuk mencegah penularan virus corona atau covid-19 dan menerapkan jarak fisik.
Anies tidak setuju dengan peraturan Permenhub yang dikeluarkan Luhut Panjaitan. Ia meminta seluruh ojek online untuk tidak membawa penumpang.
“Mengenai ojek atau kendaraan roda dua kita tetap pada peraturan Menteri Kesehatan terkait PSBB dan rujukan pergub adalah memang rujukan Kemenkes karena kita akan membahas kebijakan kendaraan bermotor roda dua yang bisa mengangkut barang tapi tidak penumapang,” tegas Anies, Senin ( 13/4/2020).
“Berlaku juga untuk kegiatan lain yang menggunakan roda dua. Tapi untuk anggota keluarga yang sama-sama dari rumah dengan alamat dan KTP sama pergi sama-sama tidak masalah,” tambah Anies.
Mantan Ketua MPR, Amien Rais menyoroti perseteruan Luhut vs Anies Baswedan.
“Dlm satu media, ada dua kebijakan yg diametral dlm penanganan pandemi di tubuh pemerintah. Rezim ini terus meluapkan ambiguitas ke publik. Jusru ambiguitas ini menjadi ancaman serius bagi penyebaran Covid-19. Ini tjd karna ada yg merasa paling powerfully,” kata Amien Rais di akun twitternya, Selasa (14/4).
Amien mengingatkan, penanganan yang lambat terhadap pandemi Co-19, akan semakin menimbulkn kondisi uncertainty. Dan ini memicu tingginya volatilitas pasar dan risiko investasi.
Pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) itu meminta pemerintah untuk menghentikan semua ambiguitas agar pandemi Covid-19 bisa segera teratasi.
“Penanganan yg lambat thdp pandemi Co-19, akn smkn menimbulkn kondisi uncertainty. Dan ini memicu tingginya volatilitas pasar dn risiko investasi. Hentikan smua ambiguitas. Amputasi kekuasaan yg digunakan scr berlebih dan arogan olh seseorg/kel yg menghambat mitigasi pandemi Co-19,” tandas Amien.[psid]