DEMOKRASI.CO.ID - Perseteruan antara Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan mantan Sekretaris BUMN Muhammad Said Didu memasuki babak baru.
Setelah menolak minta maaf, Said Didu berkirim surat klarifikasi ke Luhut yang berisi empat poin. Poin pertama meluruskan maksud judul video “Luhut: Uang, Uang, dan Uang di channel YouTube-nya.
Poin kedua berisi penjelasan bahwa pernyataan Luhut hanya memikirkan uang merupakan rangkaian tidak terpisah dari analisa kebijakan pemerintah. Sementara ketiga, meluruskan maksud menyebut sapta marga.
Dan di poin terakhir Said Didu menegaskan bahwa apa yang disampaikan itu bukan kepentingan pribadi, melainkan untuk mengkritik aparatur negara agar dalam mengambil kebijakan bisa selalu fokus pada kepentingan rakyat.
Jurubicara Menko Luhut, Jodi Mahardi menegaskan bahwa surat Said Didu sudah dibaca oleh mantan Wantimpres tersebut.
“Pak Luhut sudah baca. Tapi tidak ada komentar apa-apa,” ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (8/4).
Hanya saja, kata Jodi, dirinya dan Luhut bingung dengan maksud dari surat yang dikirim Said Didu. Sebab tidak tegas menyampaikan permintaan maaf dan hanya sebatas klarifikasi.
“Mungkin memang kita "rada-rada dungu" kalau pinjam istilah Pak Said Didu. Nggak paham suratnya itu, apakah minta maaf atau apa,” ujarnya bertanya-tanya.[rmol]