DEMOKRASI.CO.ID - John Alagos adalah perawat muda yang harus mengorbankan nyawanya demi membantu menyelamatkan para pasien virus Corona. Pria tersebut masih berusia 23 tahun dan menjadi perawat Inggris ketiga dan termuda yang meninggal karena Covid-19. Sang ibu, Gina Gustilo, pun menceritakan bagaimana perjuangan anaknya dalam bertugas yang harus tetap kerja meski sakit hingga akhirnya pingsan dan meninggal.
Gina menjelaskan bahwa mendiang anaknya harus tetap merawat pasien meski kondisinya sendiri tidak baik. Gina mengaku jika John bahkan sempat jatuh sakit tapi diduga tidak diperbolehkan pulang karena rumah sakit kekurangan orang.
Aku bertanya, 'Mengapa kamu tidak pulang?' Dia bilang dia sudah meminta (digantikan) staf lain tapi mereka kekurangan staf jadi tidak bisa dipulangkan," kata Gina dilansir Daily Mail.
Gina juga mendengar Josh juga tidak menggunakan APD yang lengkap. "Mereka menggunakan APD, tapi bukan benar-benar melindungi mulut. Mereka hanya menggunakan masker normal," tambah Gina.
Gina mengatakan jika setelah mengaku sakit anaknya hanya disarankan minum parasetamol untuk mengobati sakitnya tapi tak lama kemudian Josh malah pingsan dan membiru. Meski langsung ditangani dokter, sayangnya nyawa Josh tidak terselamatkan.
Dikatakan jika sebelumnya John tidak memiliki masalah kesehatan. Pria kelahiran Filipina tersebut pun dibilang sosok yang populer di Watford General Hospital sehingga akan dirindukan teman-teman. Namun mengenai laporan-laporan yang diungkap Gina, hal itu dibantah pihak rumah sakit.
"Staf kami sudah di brief mengenai gejala Covid-19 dan kita tidak pernah berharap siapa pun tetap bekerja jika menunjukkan gejala-gejala atau tidak sehat. Kami sudah memberi informasi terbaru mengenai panduan APD untuk memastikan mereka dilindungi dengan baik," kata perwakilan rumah sakit.(dtk)