DEMOKRASI.CO.ID - Presiden Joko Widodo kembali melontarkan pernyataan atau imbauan yang tidak sinkron soal penggunaan dan stok masker di Indonesia.
Presiden Jokowi kini meminta kepada masyarakat untuk mengenakan masker pelindung mulut dan hidung selama masa pandemik Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Menurut Presiden Jokowi, imbauan ini sesuai dengan anjuran dari World Health Organization (WHO). Padahal, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, sebelumnya sering menegaskan bahwa masker hanya digunakan untuk orang yang sakit.
"Ini semua buah dari cara berpikir Menkes yang tidak sanggup membaca situasi, termasuk Presiden yang tidak berpikir mandiri. Sehingga saat semua dalam keadaan terdesak Pemerintah samasekali tidak siap," ucap Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, Senin (6/4).
Apalagi, kata Dedi, Presiden Jokowi juga pernah menyebutkan bahwa stok masker di Indonesia masih banyak, yakni sebanyak 50 juta masker.
Namun kenyataannya, masyarakat masih kesulitan mendapatkan masker di pasaran. Kalaupun ada, harganya sudah jauh melambung tinggi. Bahkan belakangan, Presiden Jokowi malah mengimbau masyarakat untuk menggunakan masker yang terbuat dari kain.
Karena itu, Dedi mempertanyakan keberadaan stok 50 juta masker yang pernah disampaikan oleh Presiden Jokowi.
"Semua kabar baik yang disampaikan Presiden menjadi hal buruk saat tak terbukti," pungkas Dedi. [rm]