DEMOKRASI.CO.ID - Fenomena kawanan koloni ubur-ubur muncul di Perairan Pantai Utara Probolinggo sejak sepekan terakhir, tepatnya di Pelabuhan Tanjung Tembaga dan Pantai Perikanan Mayangan Kota Probolinggo.
Munculnya hewan tidak memiliki tulang, memadati permukaan laut di pintu masuk akses Pelabuhan Tanjung Tembaga, membuat warga banyak melihat dan mengabadikan melalui kamera ponselnya.
Munculnya ubur-ubur ke permukaan selain mencari air hangat, dan mencari makanan plakton dan ikan kecil, yang saat ini banyak di sepanjang Perairan Probolinggo.
Namun bagi nelayan setempat, munculnya binatang laut, yang jumlahnya diperkirakan kurang lebih jutaan ekor ini, sudah biasa, dan menjadi fenomena tahunan saat hendak pergantian musim hujan ke musim kemarau, dan hewan memiliki mama latin “Scyphozoa’ tidak menganggu aktifitas nelayan untuk mencari ikan.
Invasi koloni ubur-ubur, menurut H Jupri, salah satu nelayan Mayangan, Kota Probolinggo, sudah menjadi agenda tahunan, dan nelayan tidak takut, bahkan hewan ini, menjadi tanda bahwa di tengah laut lepas, banyak ikan untuk ditangkap, jadi munculnya ubur-ubur membawa berkah bagi kami.
“Fenomena tahunan munculnya ubur-ubur di pantai utara Probolinggo, nelayan tidak takut, bahkan munculnya binatang laut ubur-ubur menjadi tanda di tengah laut lepas, banyak ikan untuk ditangkap, jadi invasi ubur-ubur membawa berkah bagi nelayan disini”, ujar Jupri saat ditemui. Senin (20/4/2020).
Namun Peltu laut Agus Suyono, Komandan Kamladu TNI AL Mayangan, dengan munculnya fenomena alam invasi ubur-ubur di pantai ini, saya harap warga untuk tidak datang berkerumun untuk melihat, karena kita saat ini melakukan pencegahan Virus Covid-19, dan kami minta warga untuk tidak mandi dan berendam di laut, karena banyak ubur-ubur, karena bisa membuat gatal jika nempel ke kulit.
“Kami himbau ke masyarakat Kota Probolinggo, untuk tidak datang dan berkerumun untuk melihat fenomena alam munculnya invasi kawanan ubur-ubur, karena saat ini kami melakukan pencegahan dan memurus rantai penyebaran Virus Corona, dan kami himbau warga untuk tidak mandi dan berendam karena ubur-ubur bisa membuat lulit gatal” tegas Agus saat dikonfirmasi.
Kemungkinan hilangnya kawanan binatang laut tidak bertulang ini, 2 bulan ke depan, memasuki musim kemarau.