DEMOKRASI.CO.ID - Himpitan ekonomi mendeksak Oma (30) Kampung Cijulang RT 03/RW08, Desa Sukaharja, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor nekad melakukan perbuatan kriminal di tengah wabah Covid-19. Ditemui di rumahnya, bapak empat anak masih kecil ini mengaku tak punya uang untuk membeli beras.
Karyawan yang dirumahkan oleh produksi sendal di kawasan Tamansari Bogor itu memutuskan mencuri tabung gas di sebuah warung. Oma mengungkapkan, sebelum mencuri tabung gas Ia sempat bertengkar dan diusir dari rumah istrinya, Jumat 17 April 2020.
"Ceritanya saya dari rumah saya bertengkar dengan istri, suruh cari uang, kalau tidak cari uang pulang dimarahin terus," katanya sambil menangis ditemui awak media, Senin 20 April 2020.
Saat berjalan pulang, Oma melihat tabung gas di sebuah warung warga Kampung Kebon Jati, Desa Sirnagali, Kecamatan Tamansari. "Terpaksa saya di jalan mau kemana lagi, saya waktu pulang lihat gas. Saya (ragu) mau diambil atau enggak. Saya ambil satu tabung. Mau dijual ke warung dituker sama beras," tuturnya.
Namun nahas, aksi Oma ketahuan hingga berbuntut babak belur dihakimi warga. Tubuhnya diseret, wajah oma dipukuli, kepalanya pun dibenturkan ke tembok.
"Waktu ketahuan, saya simpan lagi tabungnya saya lari ke jalan buntu, tapi yang punya warungnya teriakin maling saya dikejar ditangkap warga. Saya dipukulin robek, dijedotin (benturkan) kepala saya ke tembok," katanya.
Masih sambil menangis, Oma mengaku baru pertama kali mencuri. Hal itu terpaksa dilakukan karena tempatnya berkerja sudah gulung tikar. Sebelum ada Corona, dalam sepekan ia selalu menafkahi keluarga.
"Satu kali cuma ini, sudah tidak kerja tiga minggu di tempat sendal. Di sana saya jahit sendal. Seminggu kadang saya ada Rp300 ribu, kalau bulan ramai ada Rp600 (ribu). Tapi semuanya tutup karena Corona. Setiap bengkel produksi sepatu sendal tutup semua," tutur pria yang tak mengenyam bangku sekolah ini.
Oma mengaku sampai hari ini tidak berani pulang menemui istri dan empat anaknya, karena belum memiliki uang. Satu anak yang paling besar berusia 8 tahun duduk dibangku sekolah, usia 4 tahun, 3 tahun dan masih bayi.
"Saya terpaksa, saya tidak ingin mencuri pak, saya kasihan sama anak, mau makan mau jajan. Saya hanya membayangkan ada yang bantuan buat modal usaha, buat makan sehari-hari saja," ucapnya.
Atas kejadiam ini, pemilik tabung gas telah memaafkan perbuatan Oma dengan lapang dada, bahkan ia mengaku iba dan meminta polsek membebaskan pelaku. Akhirnya Polsek Tamansari Polres Bogor mengantarkan Oma ke rumahnya.
Ibu Oma, Engkom (70) mengaku sedih melihat anaknya pulang bersimbah darah. Anaknya tak pernah mencuri meski kondisinya miskin. "Can pernah kakarah kangge istrina putrana, teu boga beas tos teu dahar dua poe, jadi paleung. (Tidak pernah baru kali ini katanya buat istrinya untuk anak-anaknya, tidak punya beras, sudah enggak makan dua hari, jadi nekad)," katanya.
Mengenai kejadian ini Kapolsek Tamansari Ipda Kusnadi membenarkannya, namun ia meminta agar menanyakan rinci kejadiannya ke Kepala Unit Reskrim.
Himpitan Ekonomi
Kasubag Humas Polres Bogor, AKP Ita Puspita Lena, mengatakan pelaku sebelumnya bertengkar dengan istranya akibat himpitan ekonomi, untuk meminimalisir tindakan seperti ini Polres Bogor sudah menginstruksikan seluruh Polsek membantu menyalurkan bantuan.
"Ada anjurannya nanti Selasa serentak Bansos. Sebelum ini kami sudah melaksanakan seperti dapur umum, Baksos yang sudah berjalan di beberapa tempat sejak Jumat kemarin," kata Ita.
Kepolisian mendukung pemerintah dalam penangulangan berbagai aspek akibat dampak Covid-19 ini. Dalam kesempatan Baksos itu, Ia mengimbau warga bahwa polisi sudah dianjurkan memberi bantuan ke masyarakat terutama yang kurang mampu.
"Banyak yang dirumahkan sehingga kami membagikan sembako dan dapur umum, semua jajaran membuat dapur umum," ungkap Ita.
Ita mengajak masyarakat agar bersimpati peduli sesama dengan melihat tetangga yang kesulitan.
"Kasian ini harus dilihat dari sisi yang tidak mampu. Sebagian Masyarakat ada yang dirumahkan wajib dibantu. Kemarin juga petani jual sayur tidak laku dan meminta tolong ke polisi, walaupun kami tidak bisa beli banyak," imbuh Ita. [viva]