DEMOKRASI.CO.ID - Mundurnya pendiri Ruangguru, Adamas Belva Syah Devara, dari jabatan Staf Khusus (Stafsus) Presiden memperkuat adanya dugaan jabatan tersebut hanya digunakan untuk mengeruk proyek strategis pemerintah.
Hal itu disampaikan oleh pakar politik dan hukum Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam, setelah melihat adanya kejanggalan dengan mundurnya Belva dari lingkaran Istana Negara.
"Mundurnya Belva menurut saya justru menjadi blunder, karena kalau tidak ketahuan mana mungkin dia akan mundur? Setelah mendapat desakan publik, baru mau mundur," ucap Saiful Anam kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (24/4).
Bahkan, lanjut Saiful, mundurnya Belva terjadi setelah Ruangguru menjadi perusahaan aplikator pelatihan online dari program kebanggaan Presiden Jokowi, yakni Kartu Prakerja.
"Dia mundur sudah dapat triliunan proyek Prakerja, kok mau enak sendiri? Jabatan ditinggalkan. Atau memang jabatan stafsus hanya untuk mengeruk proyek strategis pemerintah? Kalau benar, sungguh sangat mengerikan," tegas Saiful.
Karena itu, mundurnya Belva dari Stafsus Presiden tetap menyisakan problem besar pada bangsa Indonesia yang tengah mengalami pandemik Covid-19.
"Mundur pun menurut saya masih menyisakan problem besar, selain tidak menghilangkan aspek pidananya, apabila ada. Selain itu dengan tetap berjalannya proyek, apa yang Anda ajarkan sebagai milenial? Kalau begini semakin kuat membuktikan bahwa jabatan hanya ingin mendapatkan proyek, setelah proyek di tangan jabatan dilepas. Sebenarnya lebih penting jabatan atau proyek besar? Atau jabatan hanya untuk mendapatkan proyek besar?" cecar Saiful.
Dengan demikian, seharusnya Belva tidak hanya mundur dari jabatan Stafsus. Melainkan juga melepaskan proyek Kartu Prakerja, jika memiliki rasa malu.
"Kalau punya rasa malu sebaiknya saran saya lepas kedua-duanya, jabatan dan proyek. Sehingga Anda akan dicatat oleh sejarah sebagai orang yang gentlement. Kalau seperti sekarang seolah Anda lebih cinta uang (proyek) daripada pengabdian kepada negara (jabatan). Setelah proyek didapat persetan dengan pengabdian terhadap negara," pungkas Saiful. (Rmol)