DEMOKRASI.CO.ID - Terulang kembali Presiden Joko Widodo membagikan sembako di jalan raya di tengah pandemik virus corona baru (Covid-19) menunjukkan sikap antara hati dan kebijakan yang diambil sangat bertolak belakang.
Sebagian wilayah saat ini tengah memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), diantaranya Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi. Tujuannya untuk mencegah penularan wabah Covid-19.
Begitu yang disampaikan Pakar politik dan hukum Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam usai melihat kembali adegan pembagian sembako yang dilakukan Presiden Jokowi di jalan raya.
"Terkait terulang kembalinya Jokowi membagikan sembako menunjukkan sikap ia sebenarnya antara hati dan kebijakan yang diambil sangatlah berbeda. Ini menunjukkan ketidakharmonisan antara perasaan dengan tindakan yang diambilnya," ucap Saiful Anam kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (27/4).
Di satu sisi Presiden Jokowi bersama rakyat, namun disisi lain kata Saiful kebijakan yang diambil Presiden Jokowi di bidang Covid-19 sangat bertentangan dengan harapan rakyat.
"Seperti kebijakan diskon tiket wisata pada saat negara gencar-gencarnya memberantas Covid-19, ambiguitas kebijakan ojol dan yang terakhir masalah mudik. Saya menduga Jokowi tersandera oleh kebijakan yang diambilnya," kata Saiful.
Hal tersebut kata Saiful akan membahayakan rakyat Indonesia sendiri yang akan menjadi korban atas kebijakan yang ambigu dari Presiden Jokowi.
Kalau beliau pro rakyat, bukan bagi-bagi sembako jalan keluarnya, tapi kebijakan yang berarti dan tidak ambigu serta berkepastian," pungkas Saiful.(rmol)
