DEMOKRASI.CO.ID - India kewalahan karena sebagian besar alat tes Covid-19 dari China nyatanya tidak akurat dan justru meningkatkan potensi penyebaran virus corona baru.
Akibatnya, setelah menangguhkan penggunaan alat tes yang dipasok China, Dewan Penelitian Medis India (ICMR) melakukan kembali pemeriksaan secara ketat. Padahal, India sendiri telah mendapatkan hampir 1 juta alat tes daru China.
Guna tidak masuk pada lubang yang sama, India pada akhirnya mulai mengembangkan metode diagnosis baru. Itu dikembangkan oleh Institut Teknologi India Delhi (IIT-D) yang telah disetujui oleh ICMR.
Tim IIT-Delhi telah menggunakan analisis urutan komparatif dan mengidentifikasi wilayah unik (rentetan pendek urutan RNA) dalam genom virus corona baru atau SARS COV-2, yang tidak ada pada virus corona lainnya. Ini telah membuka jalan untuk secara khusus mendeteksi Covid-19.
“Metode ini menggunakan primer yang menargetkan wilayah unik Covid-19 yang dirancang dan diuji menggunakan reaksi berantai polimerase waktu nyata. Primer ini secara khusus mengikat daerah yang dilestarikan dalam lebih dari 400 genom Covid-urutan penuh," ujar IIT-D.
"Pengujian yang sangat sensitif ini dikembangkan oleh optimasi ekstensif menggunakan konstruksi DNA sintetik diikuti oleh fragmen RNA yang dihasilkan secara in vitro," lanjut institusi tersebut seperti dimuat Sputnik, Jumat (24/4).
Selain hemat biaya dengan mengurangi biaya mengujian, metode ini juga memberikan hasil yang lebih akurat.
Sehingga, IIT-D mengungkapkan mereka akan mulai mencari mitra untuk melakukan produksi dan distribusi alat tes dalam skala besar dengan harga terjangkau.
Data dari Worldometer menunjukkan, India memiliki 23.502 kasus dnegan 722 orang meninggal dunia dan sebanyak 5.012 orang dinyatakan sembuh.(rmol)