logo
×

Selasa, 17 Maret 2020

WH Umumkan 5 Warga Banten Positif Corona, 1 Orang Meninggal Dunia

WH Umumkan 5 Warga Banten Positif Corona, 1 Orang Meninggal Dunia

DEMOKRASI.CO.ID - Gubernur Banten Wahidin Halim mengumumkan bahwa lima orang warga Banten positif virus corona. Kelima orang tersebut berasal dari Tangerang, yang terdiri atas dua orang dari Kecamatan Kelapa Dua Kabupaten Tangerang, seorang dari Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang, seorang dari Kecamatan Ciledug Kota Tangerang, dan seorang dari Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan.

“Dari lima orang itu, seorang di antaranya meninggal dunia dari Pondok Aren,” kata Wahidin Halim (WH) yang mengumumkan melalui akun facebook dan instagram pribadinya, Senin (16/3/2020) pukul 21.35 WIB.

Dalam video yang berdurasi sekitar 1.22 menit tersebut, gubernur mengimbau masyarakat untuk tinggal di rumah dan tidak ke luar rumah jika tidak perlu.

“Hindari tempat-tempat umum, perbanyak asupan gizi supaya tetap sehat, banyak-banyak bermohon kepada Allah SWT,” ucapnya.

Sementara itu, pasien dalam pengawasan (PDP) corona di Banten terus bertambah. Begitu juga dengan orang dalam pemantauan (ODP) dan suspect corona, jumlahnya terus bertambah dan tersebar di kabupaten/kota se-Banten.

Hal itu terungkap dalam rapat koordinasi kejadian luar biasa (KLB) virus corona di wilayah Provinsi Banten tahun 2020, di Pendopo Gubernur Banten, KP3B, Kecamatan Curug, Kota Serang, Senin (16/3/2020). Hadir sejumlah instansi vertikal berikut pemerintah kabupaten/kota di Banten.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banten Ati Pramudji Hastuti menuturkan, data ODP dan PDP terkait corona di Banten terus bertambah. Sampai kemarin tercatat ada 113 OPD dan 18 PDP. Seluruhnya tersebar di kabupaten/kota se-Banten.

“ODP per hari ini Senin (16/3/2020), 113 orang. ODP iyah tersebar di delapan kabupaten/kota,” ucapnya.

Dia mengatakan, pihaknya akan menambah tiga rumah sakit rujukan. Sedangkan rumah sakit rujukan yang sudah berjalan, kata dia, ada dua yaitu RSUD Tangerang dan RSDP Serang.

“Tetapi ini kita baru akan menambah tiga rumah sakit rujukan tambahan yang di SK-kan oleh gubernur. Rumah Sakit Balaraja, RSUD Banten, dan RSUD Cilegon,” ujarnya.

Sebelum ketiganya ditetapkan menjadi rumah sakit rujukan tambahan, pihaknya akan terlebih dahulu mempersiapkan fasilitas pendukung.

“Kita harus pengadaan barangnya dulu. Karena ruang isolasi harus ada standar-standar yang harus dipenuhi,” katanya.

Penetapan rumah sakit rujukan saat ini sudah bisa dilakukan oleh pemprov melalui SK Gubernur Banten. Penetapan ini harus memperhatikan standar kelayakan yang ditentukan.

“Untuk puskesmas yang boleh adalah ODP. ODP pun ada dua yaitu yang inap dan tidak, yang inap ini tidak bisa di Puskesmas. Kecuali Puskesmas itu disulap jadi memenuhi standar,” ucapnya.

Ia mengatakan, Gubernur Banten Wahidin Halim menyarankan, pemerintah kabupaten/kota mengurangi atau menghindari kontak dengan orang lain dan kerumunan.

“Prinsipnya, Pemprov Banten mendukung sepenuhnya tindakan kabupaten/kota antisipasi corona,” tuturnya.

Ia menginstruksikan Sekda dan Kepala OPD untuk tidak melakukan perjalanan ke luar daerah, meniadakan apel, rapat di atas 100 orang menggunakan protap kesehatan, serta kajian untuk rumuskan pegawai yang dapat mengerjakan tugasnya dari rumah.

Ati mengatakan, pihaknya akan mengambil langkah lanjutan pasca penambahan warga di Banten yang positif corona. Adapun langkah itu terdiri atas koordinasi gabungan untuk penanganan bersama KLB.

Kemudian, pembagian tim dan tugas dalam lokasi penyelidikan epideologi (PE) dengan Dinkes Banten dan Tangerang Selatan.

”Selanjutnya pelaksanaan PE/tracing kontak, dan tindak lanjut hasil tracing kontak, SPT rujukan pada kontak klinis, komunikasi risiko, pemantauan pada kontak yang tidak ada klinis,” ucapnya.

Berdasarkan pantauan, dalam kesempatan tersebut pemerintah kabupaten/kota mengungkap data orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), suspect corona, serta langkah pencegahan yang dilakukan masing-masing.

Untuk wilayah Kota Serang, terdapat 4 ODP dan nihil PDP. Kabupaten Pandeglang terdapat 2 warga suspect corona yang keduanya baru pulang sebagai TKI di Taiwan. Hasil pendampingan dan pemeriksanaan keduanya dinyatakan negatif.

Di Kabupaten Serang terdapat 13 WNA yang masuk ODP yang seluruhnya dinyatakan negatif. Selain itu, di Kabupaten Serang juga terdapat 2 warga yang sempat diisolasi karena pulang umrah dan hasilnya sama dinyatakan negatif.

Kemudian, di Kota Cilegon terdapat 3 orang ODP yang dinyatakan negatif. Di Kota Cilegon juga terdapat 2 orang PDP dan seluruhnya telah dirujuk ke rumah sakit rujukan corona. Satu di antaranya sudah dinyatakan negatif sementara untuk satunya masih menunggu hasil.

Selanjutnya di Tangsel terdapat 41 ODP, 3 di antaranya negatif dan dua orang masuk menunggu hasil laboratorium. Kota Tangerang terdapat 39 ODP, 25 dinyatakan negatif dan 3 masuk PDP. Sementara untuk Kabupaten Lebak nihil untuk seluruhnya, baik PDP, ODP suspect, maupun positif.

Untuk upaya pencegahan, seluruh kabupaten/kota hampir melakukan hal serupa pasca-Banten menyatakan status KLB. Upaya itu antara lain membuat siswa sekolah belajar di rumah, menyampaikan imbauan, menyemprot desinfektan, membatasi kunjungan kerja dan pertemuan.

Ruang isolasi RSDP penuh

Dari Rumah Sakit Drajat Prawiranegara (RSDP) Serang dilaporkan, tiga ruang isolasi yang tersedia sudah terisi penuh, menyusul tiga Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang baru masuk, Senin (16/3/2020).

Direktur Utama RSDP Rahmat Setiadi mengatakan, saat ini di rumah sakit milik Kabupaten Serang ada tiga orang pasien dalam perawatan dan pengawasan. Ketiganya yakni satu dari Tangerang dan dua Kabupaten Serang.

“Kalau yang dari Kota Cilegon belum dapat laporan saya,” ujarnya kepada Kabar Banten, Senin (16/3/2020).

Sementara, kata Rahmat, ruang isolasi yang dimiliki RSDP ada tiga ruangan. Dengan demikian semua ruangan sudah terisi.

“Sudah penuh (ruang isolasi). Enggak bisa (terima lagi), paling langsung dirujuk ke Sulianti Suroso atau ke Tangerang kan ada dua (RS rujukan di Banten) RS Tangerang dengan RSDP,” ucapnya.

Ia mengatakan, mereka yang dimasukkan ruang isolasi tersebut adalah PDP bukan positif corona. Jika hasil uji swab di Jakarta positif corona, maka pasien tersebut akan dilarikan ke Sulianti Suroso. “Enggak boleh di kita (kalau positif),” katanya.

Sementara, Humas RSDP Drg Khaerul Anam mengatakan, pasien pertama yakni berjenis kelamin laki-laki usia 48 tahun masuk pada Sabtu (14/3/2020) sekitar pukul 19.00 WIB dan sudah berada di ruang isolasi. Pasien tersebut memiliki keluhan demam, batuk dan sesak napas. Serta ada riwayat seminar di Bogor yang terdapat WNA.

“Swab sudah dikirimkan ke Jakarta, dan sekarang tinggal sesak napasnya saja,” katanya.

Pasien kedua berjenis kelamin perempuan berusia 51 tahun masuk pada Ahad (15/3). Pasien memiliki keluhan demam, batuk, mual dan ada riwayat pulang umrah.

“Swab sudah dikirim ke Jakarta, sekarang masih demam, batuk dan mual tetapi sudah berkurang,” tuturnya.

Kemudian pasien ketiga berjenis kelamin laki-laki usia 30 tahun masuk ke RSDP pada Senin (16/3) pukul 11.30.

“Itu rujukan dari RSKM Cilegon. Keluhan batuk, pilek dan sesak napas riwayat pernah kontak dengan WNA,” katanya.

Saat ini, semua pasien masih diperiksa keluhannya oleh dokter spesialis paru.

“Kalau nanti RSDP penuh dirujuk ke RSUD Kabupaten Tangerang, kalau penuh juga ke RSPI/RS persahabatan,” ujarnya.

2 warga diduga suspect corona

Sementara itu, dua orang warga Banten yang terdiri atas seorang warga Pandeglang dan seorang warga Kota Serang, diduga suspect virus corona. Dari dua orang tersebut, seorang di antaranya merupakan anak Wakil Bupati Serang Pandji Tirtayasa.

Berbeda dengan warga Pandeglang yang dirawat di ruang isolasi RSUD Berkah Pandeglang, anak Pandji melakukan isolasi sendiri di rumahnya, sejak Sabtu (14/3/2020).

“Jadi mengisolasi diri sendiri saja itu mah. Tadinya di Tarakan, tapi kata dokter spesialis paru diisolasi di rumah saja. Jadi di kamar sendiri, keluarga saja gak ada yang nengok. Anaknya juga diungsikan, dia juga gak mau ditengok, gak boleh berkomunikasi dengan yang lain,” ujarnya di pendopo bupati, Senin (16/3/2020).

Pandji mengatakan, anak keempatnya tersebut saat ini sedang menempuh studi kedokteran, dan sedang menyusun tesis di Rumah Sakit Harapan Kita. “Insya Allah Juni lulus spesialis jantung,” ucapnya.

Ia menjelaskan, awal mula hingga anaknya tersebut diisolasi karena sempat berkumpul dan ngobrol bersama 20 orang temannya yang juga dokter spesialis jantung di satu acara, Kamis (12/3/2020). Pada saat itu, anaknya tidak mengetahui jika salah seorang temannya positif corona.

Setelah melakukan pemeriksaan kesehatan, teman anaknya tersebut pulang ke rumahnya di Bogor. Namun tak lama, hasil pemeriksaan pun keluar dan hasilnya dinyatakan positif terpapar Covid-19.

Pandji menuturkan, anaknya pun kemudian dijemput ke rumahnya untuk dibawa ke RS Sulianti Suroso di Jakarta. Karena merasa khawatir sempat kontak dengan temannya yang positif corona, anaknya langsung melakukan pengecekan ke Rumah Sakit Tarakan. Kemudian, dokter merekomendasikan untuk diisolasi.

Saat ini, kata Pandji, anaknya tersebut kondisinya masih baik-baik saja dan tidak menunjukkan ada keluhan apapun. Namun demikian, ia masih menunggu hasil tes laboratorium air liur atau swab yang hasilnya keluar hari ini.

Selain anak Wakil Bupati Serang, warga lainnya yang diduga suspect corona adalah seorang warga Kecamatan Jiput, Kabupaten Pandeglang. Saat ini, warga tersebut dirawat di ruang isolasi RSUD Berkah Pandeglang dan sedang dilakukan pemeriksaan oleh tim dokter.

Sedangkan untuk keluarga dari Kecamatan Cikeusik, sudah dinyatakan negatif dan tetap dalam pemantauan tim dokter.

Petugas Call Center Corona Virus Disease 19 Dinas Kesehatan Pandeglang mengatakan, saat ini sudah ada satu pasien yang terduga gejala corona dan sedang dalam proses pemeriksaan sesuai dengan SOP.

“Sesuai SOP dirawat di ruang isolasi. Untuk keputusannya bergantung perkembangan di RS. Kalau ruang isolasi sudah dilakukan sesuai standar pak, sudah memastikan tidak terjadinya kontak dengan pasien yang lain,” katanya melalui telepon selulernya, Senin (16/3/2020).

Sementara itu, Direktur RSUD Berkah Pandeglang dr. Kodiat Djuarsa membenarkan adanya seorang yang sedang dilakukan isolasi. Namun untuk keputusan valid apakah positif corona atau tidak, pihaknya masih menunggu perkembangan selanjutnya.

“Seorang saja dari Jiput, ini masih proses pemeriksaan, adapun yang satu keluarga dari Cikeusik itu diperbolehkan pulang, namun tetap dalam pemantauan, yang dalam pengawasan juga belum tentu positif,” ujarnya.

Ia mengatakan, untuk rujukan rumah sakit yang ada di Banten, saat ini sudah full bed dan terpaksa harus dilakukan perawatan secara intens oleh tim dokter yang ada di RSUD Berkah Pandeglang. Hal itu sebagai tanggung jawab pemerintah daerah.

“Saya sudah koordinasi langsung dengan IDG yang ada di RSUD Serang dan Tangerang, katanya penuh semua, makanya kita rawat di RSUD Berkah Pandeglang dahulu sebagai tanggung jawab,” tuturnya. (Tim Kabar Banten)*
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: